Angka Kematian Tinggi, Jemaah Diminta tak Forsir Tenaga Jelang Kepulangan

MUS • Friday, 14 Jul 2023 - 13:56 WIB

Jeddah - Jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di tanah suci terus bertambah. 

Mengutip data Siskohat Kementerian Agama, hingga hari ke-52 operasional haji, Jumat (14/7/2023) pukul 09.00 Waktu Arab Saudi (WAS), total jemaah meninggal dunia mencapai 614 orang.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya, akumulasi kematian jemaah tahun ini menjadi yang tertinggi sejak 2015 (lihat grafik). 

Pada musim haji 2015, jumlah jemaah Indonesia yang meninggal dunia sebanyak 574 orang. Angka itu sudah termasuk korban crane jatuh di Masjidil Haram, dan tragedi Mina. 

Direktur Bina Haji Kementerian Agama, Arsad Hidayat, menyebut ada banyak faktor yang menjadi penyebab tingginya kematian jemaah wafat tahun ini. Terutama karena faktor usia lanjut dan cuaca ekstrem di Saudi. 

"Saya kira faktor usia mempengaruhi, karena selama ini belum pernah jemaah lansia jumlahnya mencapai 67 ribu orang, 30 persen dari kuota. Di periode sebelumnya memang ada lansia, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak," kata Arsad di Jeddah, Kamis malam (14/7/2023).

"Disamping faktor lain seperti kondisi cuaca, kondisi di lapangan, saya kira itu turut memengaruhi," imbuh Arsad. 

BACA JUGA: Cegah Pneumonia Pasca Puncak Haji Jemaah Diimbau Perketat Protokol Kesehatan

Menurut catatan MNCTrijaya, sebagian besar jemaah meninggal dunia seusai puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).

Arsad mengakui, aktivitas yang menguras energi di Armina, memperburuk keadaan jemaah lansia yang fisiknya sudah lemah. 

"Kita tahu puncak haji cukup berat dan kondisi jemaah haji kita banyak lansia, dan secara kesehatan mereka sudah sangat lemah," ujar Arsad.

Karena itu, Arsad mengimbau jemaah haji gelombang dua yang saat ini didorong ke Madinah untuk tidak memaksakan diri melaksanakan ibadah sunnah di Masjid Nabawi dan aktivitas di tempat-tempat bersejarah. Apalagi kondisi di Madinah masih padat dan cuacanya panas mencapai 45 derajat Celsius.

"Tolong jangan memforsir tenaga, hematlah tenaga supaya kondisinya tetap sehat dan bugar, sehingga saat jadwal kepulangan bisa dipulangkan ke tanah air," tukas Arsad.

Imbauan serupa juga ditujukan bagi jemaah gelombang 1, yang masih berada di kota Makkah menunggu jadwal kepulangan ke tanah air.