Capacity Building on Asean Issues, Peluang dan Tantangan Akselerasi Ekonomi Digital di Indonesia

AKM • Tuesday, 11 Jul 2023 - 13:59 WIB

Yogyakarta - Setelah sukses dengan Presidensi G20 di tahun 2022, kini Indonesia kembali dipercaya memegang peranan penting di kancah internasional melalui Keketuaan ASEAN 2023. Tema yang diusung oleh Indonesia pada tahun 2023 ini adalah “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" yang bermakna bahwa Indonesia ingin membawa ASEAN menjadi kawasan yang memiliki peran penting baik secara regional maupun global, berperan sentral sebagai motor perdamaian maupun kesejahteraan di kawasan.

Untuk lebih menginternalisasi peran serta Indonesia pada keketuaan ASEAN, Pada tanggal 10 Juli 2023 telah dilaksanakan Capacity Building on ASEAN Issues untuk Stakeholders Daerah dengan tema “Peluang dan Tantangan Akselerasi Ekonomi Digital di Indonesia”. 

Tema tersebut bertujuan untuk mewujudkan aksi kolaboratif pada isu-isu terkini ekonomi digital terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN. Pelaksanaan capacity building ini dihadiri oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia - IFilianingsih Hendarta, Sekretaris Jenderal Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia – IHandayani, Deputi Bidang Digital dan Produk Ekonomi Kreatif Kemenparekraf – Muhammad Neil El Himam dan Akademisi Digital Ekonomi Universitas Indonesia – Ibrahim Kholilul Rahman. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta menyatakan bahwa dalam proses akselerasi digital ekonomi, sistem pembayaran menjadi game changer dalam proses transformasinya. Layanan pembayaran digital berperan sebagai pembuka sekaligus perekat masyarakat dalam ekosistem ekonomi keuangan dan digital.

"Penyediaan infrastruktur pembayaran yang CEMUMUAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman, Andal) memiliki implikasi positif, baik pada sisi konsumen maupun merchants, salah satunya melalui QRIS,"  ujar Filianingsih. 

Filianingsih mengatakan Jumlah pengguna dan merchant QRIS di Provinsi DIY tumbuh secara akseleratif, mencapai 671 Ribu pengguna atau 613 ribu merchant atau tumbuh masing-masing sebesar 43,2% (yoy) dan 32% (yoy).

"Perkembangan tersebut menjadi modal penting dalam mencapai target 45 juta pengguna QRIS dan 1 milyar transaksi secara nasional,"'tiuturnya.

Terkait dengan pertumbuhan ekonomi, adanya ekonomi digital juga memberikan dampak yang besar bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya UMKM dalam memperkuat ketahanan usaha. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhammad Neil El Himam, pada tahun ini Kemenparekraf sedang menggalakkan upaya untuk meningkatkan adopsi digital di sektor pariwisata.

"Kedepannya wisatawan dapat lebih mudah melakukan perencanaan wisata, pemesanan transportasi dan akomodasi serta aktivitas rekreasi. Tentunya, hal ini disambut baik oleh DIY mengingat pariwisata dan UMKM menjadi engine perekonomian yang utama. Akselerasi ekonomi digital diharapkan dapat menjadi pengungkit optimalnya kinerja kedua sektor dimaksud," pungkasnya.