Pelaksanaan UM CBT UGM 2023 Berjalan Lancar Tanpa Ada Kecurangan

AKM • Monday, 3 Jul 2023 - 10:36 WIB

Yogyakarta - Ujian Mandiri-Computer Based Test (UM-CBT) 2023 telah dimulai pada 21 Juni 2023 dan akan berakhir pada 8 Juli 2023 di enam kota Indonesia. Ujian dilaksanakan di enam kota Indonesia yaitu Pekanbaru, Balikpapan, Medan, Makasar, Yogyakarta, dan Jakarta.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. Dr. Wening Udasmoro,S.S., M.Hum., DEA., memastikan pelaksanaan UM CBT UGM secara keseluruhan berjalan dengan lancar. Selain itu, juga tidak terdapat indikasi kecurangan dalam pelaksanaan ujian.

“UGM sudah melaksanakan berbagai jalur tes dan UM CBT ini menjadi sesi ujian terakhir masuk UGM. Ujian telah dilaksanakan di Pekanbaru, Balikpapan, Medan, Makasar, Yogyakarta. Senin, 3 Juli besok akan dilaksanakan di Jakarta,” paparnya saat melakukan peninjauan pelaksanaan UM CBT UGM 2023 di sejumlah lokasi yang berada di lingkungan kampus UGM, Sabtu (1/7) lalu.

Wening menjelaskan UM CBT UGM 2023 diikuti sebanyak 39.533 peserta yang terbagi dalam tiga kelompok ujian yakni 25.192 peserta Saintek, 13.225 peserta Soshum, dan 1.116 peserta Campuran. Pelaksanaan UM CBT UGM 2023 telah dimulai di kota Pekanbaru dan Balikpapan  pada 21-23 Juni 2023. Lalu, di Medan pada 22-24 Juni 2023 dan Makasar pada 23-25 Juni 2023. Sementara di Yogyakarta baru dimulai pada 1-8 Juli 2023 dan Jakarta pada 3-8 Juli 2023. Menurut kota pelaksanaan ujian, dari 39.533 pendaftar UM CBT sebanyak 30.791 peserta melaksanakan ujian di Yogyakarta, 5.507 peserta di Jakarta, 1.200 peserta di Pekanbaru, 1.195 peserta di Medan, 371 peserta di Balikpapan, dan 470 peserta di Makasar.

Lebih lanjut Wening menyampaikan untuk pelaksanaan UM CBT UGM di Yogyakarta dilaksanakan di 23 lokasi yang menggunakan 95 ruang kelas kampus UGM Yogyakarta. Sementara untuk ujian di kampus UGM  Jakarta menggunakan 11 ruang kelas.

“Ada 12 peserta penyandang disabilitas yang mengikuti UM CBT di kampus Yogyakarta dan 1 penyandang disabilitas di kampus UGM Jakarta. Mereka kita fasilitasi dengan fasilitas yang mempermudah akses, proses, dan pelaksanaan ujian,” tuturnya.

Ke-13 peserta penyandang disabilitas tersebut antara lain 1 orang disabilitas netra, 1 orang low vison, 5 orang disabilitas daksa, 6 orang disabiltas rungu. Para penyandang disabilitas memperoleh pendampingan dari UGM dan dukungan fasilitas untuk memperlancar pelaksanaan ujian seperti screen reader dan penerjemah bagi disabilitas netra dan low vision. Lalu, akses dan ruangan yang memadai bagi disabilitas daksa.

“UGM memfasilitasi kebutuhan peserta penyandang disabilitas yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka masing-masing,” imbuh Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D.

Sementara untuk mengantisipasi kecurangan saat pelaksanaan ujian, Gandes menyebutkan bahwa UGM telah memiliki mekanisme khusus. Salah satunya, melakukan pengelolaan soal agar tidak terjadi pengulangan soal di berbagai lokasi ujian. Sistem dibuat untuk melakukan pengacakan soal dengan memperhatikan tingkat kesulitan yang setara antar daerah.

Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan pengecekan khusus sebelum memasuki ruang ujian bagi peserta. Beberapa diantaranya penggunaan metal detektor, menunjukkan identitas asli dan setelah masuk ruang ujian dilakukan kroscek data saat pendaftaran dengan elektronik file.