Innalillahi, Tujuh Jemaah Wafat Selama Wukuf di Arafah

MUS • Wednesday, 28 Jun 2023 - 02:26 WIB

Arafah - Tujuh jemaah haji Indonesia wafat selama wukuf di Arafah, Selasa (27/6). Ketujuh jemaah meninggal saat dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). 

Hal itu terungkap ketika Amirul Hajj sekaligus Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengunjungi KKHI sesaat sebelum meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah dan Mina. 

"Innalillahi wa innailahi rajiun, tujuh jemaah kita wafat hari ini di Arafah di KKHI," ujar Gus Yaqut, sapaan akrabnya.

BACA JUGA: Susuri Perhotelan di Makkah, Petugas Pastikan Tak Ada Jemaah Tertinggal Wukuf di Arafah

Ia mengakui cuaca saat wukuf yang sangat panas, membuat banyak jemaah bertumbangan sehingga harus menjalani perawatan medis. 

"Ya tadi saya ke KKHI berdiskusi dengan Bu Dirjen dan Kapuskes. Memang cukup crowded paska wukuf. Kalau kata Bu Dirjen banjir itu paska wukuf. Jadi kapasitas yang harusnya 30 di KKHI karena cuaca wukuf tadi cukup panas jadi dimanfaatkan 50 pasien," katanya, 

Menurut Gus Yaqut, setelah berdiskusi dengan Kapuskes Haji Liliek ada beberapa catatan yang perlu diwaspadai di Mina. 

"Di Arafah yang diam saja, seperti itu yang terjadi. Padat KKHI dan yang wafat tujuh orang. Kita khawatir kalau di Mina tidak disiapkan betul, kejadian samanakan terulang. Banyak jemaah yang dirawat," tuturnya. 

Menurut Gus Yaqut, saat ini tengah disiapkan sejumlah skenario untuk memastikan jemaah yang mayoritas lansia dapat beribadah dengan baik. 

"Saya sudah minta ke Pak Dirjen skemanya seperti apa. Kondisi fisiknya seperti apa. Bagi yang tidak mungkin maka tidak boleh dipaksakan. Jadi yang benar-benar mungkin saja yang bisa lempar jumrah, yang lain itu dibadalkan. Pilihan skenarionya dibadalkan," ucapnya. 

BACA JUGA: PPIH Arab Saudi Fasilitasi 240 Jemaah Lansia dan Disabilitas Jalani Safari Wukuf

Begitu juga jemaah yang boleh tawaf wada, kata Gus Yaqut, adalah jemaah yang bisa melaksanakan lempar jumrah sendiri. Sedangkan yang lainnya dibadalkan. 

"Intinya kita tidak mau jemaah ini dipaksakan kondisi fisiknya. Agama itukan mempermudah. Kalau memang harus dibadalkan, badalkan. Saya kira kita memiliki petugas yang cukup untuk membadalkan jemaah haji. Lempar jumrahkan satu orang bisa mewakili beberapa orang," kata Gus Yaqut.

Gus Yaqut menegaskan, jika pelaksanaan badal tidak dipungut biaya alias gratis. "Tidak ada pungutan apa pun terkait badal. Baik tawaf iffadah bahkan badal haji juga tidak ada pungutan apa pun," tegasnya.