Mendekati Pemilu 2024, Masyarakat Dihimbau Tak Mudah Terprovokasi Berita Hoaks di Medsos

LAN • Thursday, 22 Jun 2023 - 21:29 WIB

Jakarta - Pemilu 2024 sebentar lagi tiba, masyarakat dihimbau untuk tidak mudah terprovokasi terhadap berita-berita hoaks yang beredar di media sosial (medsos).

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Itje Chodijah mengatakan Pemilu sejatinya mencapai demokrasi yang dikehendaki seluruh masyarakat Indonesia. Namun beberapa kali dalam pemilu kerap ditemukan ujaran kebencian atau hate Speech.

Hal itu dikatakan Itje saat menggelar diskusi mengenai melawan ujaran kebencian dan Disinformasi jelang Pemilu 2024 mendatang. Acara itu turut dihadiri perwakilan platform media sosial, badan penyelenggara Pemilu, pemerintah, dan Koalisi Damai

"Acara ini tujuannya untuk menggalang kerja sama untuk menuju pemilu yang sehat melalui pencegahan hate speech atau ujaran kebencian dan info yang salah," kata Itje saat ditemui wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (22/6).

Berkaca pada Pemilu 2019, Itje mengungkapkan kerap ditemukan ujaran kebencian dengan memanfaatkan sarana media sosial oleh kelompok tertentu. Hal itu membuat pemilu di Indonesia mengancam perpecahan masyarakat.

Itje menyebut fenomena ujaran kebencian tersebut tidak lain dilakukan masyarakat itu sendiri dan menjadi korban.

"Karena masyarakat umum yang merupakan pelaku adalah kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan, karena memihak kepada siapa yang dipihak atau memihak kepada orang yang beri dia keuntungan sesaat," ujar dia.

Menjelang pesta demokrasi 2024 mendatang, Itje mengatakan, ujaran kebencian dapat berubah menjadi lebih buruk, tapi juga tidak menutup kemungkinan akan beralih menjadi lebih baik.

"Akan lebih baik ketika kita semua sebelum memasuki 2024 berhasil edukasi masyarakat, termasuk media. Media ini adalah sekolah untuk masyarakat yang mampu mendidik masyarakat untuk mencermati informasi yang benar dan salah," tutur dia.

Dalam kesempatan itu, pihak UNESCO, bersama Uni Eropa, bersama dengan 12 organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Koalisi Damai berkomitmen untuk menciptakan pemilu yang damai dengan diwarnai tanda tangan.