Sendy Wilson, Mantan Penjaga Toko yang Mendulang Cuan dari Instagram

ANP • Thursday, 15 Jun 2023 - 17:58 WIB

JAKARTA - Hobi makan! Itu alasan utama yang melatarbelakangi Sendy Wilson terjun menjadi food blogger. Pemilik akun Instagram (Ig) dan TikTok @ajakmakan ini mengaku waktu awal mula terjun ke dunia konten kreator sekitar tahun 2016, karena ia memang hobi makan. Bahkan bobot tubuhnya saat itu mencapai 90 kg. Selain itu, Sendy juga termasuk orang yang penasaran untuk mencoba berbagai menu baru yang sedang booming.

“Jadi waktu awal main Ig, saya sering posting foto atau video makanan di berbagai tempat, karena saya memang hobi makan. Sama sekali nggak terpikir untuk menghasilkan uang dari sini. Tapi lama-kelamaan saya melihat potensi di Ig bisa mendatangkan income, mulailah saya serius menggarap konten saya,” tukas pemuda kelahiran Jakarta, 18 Juli 1991 yang pernah bekerja sebagai penjaga toko milik sang paman ini.

Dan, keseriusan Sendy menggarap kontennya memang membuahkan hasil. Terbukti akun @ajakmakan di Instagram hingga saat ini sudah memiliki 178 ribu pengikut. Ujar Sendy, ia memang lebih fokus untuk menggarap Instagram dibanding platform media sosial yang lain seperti Youtube. 

“Saya merasa platform Ig ini sudah menjadi comfort zone saya. Sebaliknya kalau untuk membuat konten di Youtube, saya malah nggak punya passion  ke arah sana. Begitupun dengan TikTok, baru tahun 2022 lalu saya buat akun. Itu pun karena dipaksa Aily, kawan saya sesama konten kreator,” tukas Sendy.

Sendy mengungkapkan pada awalnya memang sempat merasa under estimated dengan TikTok karena yang ia lihat kebanyakan kontennya berisi orang yang sedang joget. Tapi ternyata semakin ke sini, platform ini semakin menarik. “Itu yang membuat di 2023 ini saya juga memutuskan untuk serius menggarap konten di TikTok karena ternyata cuan di sini juga oke, haha,” tawa Sendy sambil menambahkan ia juga berharap akun Instagram-nya bisa segera terverifikasi.

Ditolak Ngonten di Warung Manado

Sejauh ini, sebagai seorang food blogger, konten Sendy di Instagram maupun di TikTok lebih mengulik makanan ala kaki lima, seperti bakso, mie ayam, gado-gado, sate ayam, dan sebagainya. Yang menarik, hampir di semua konten yang dipostingnya, Sendy jarang sekali menampakkan wajahnya.  Hal ini ia maksudkan untuk mengarahkan viewer agar lebih fokus ke makanannya, mulai dari proses memasaknya, hingga bumbu-bumbu apa yang digunakan.

Untuk berburu menu makanan yang akan dijadikan konten, Sendy meluangkan waktu khusus dalam satu minggu. Waktu tersebut hanya ia gunakan untuk berburu konten. Biasanya ia mendatangi  tempat makan  yang sedang viral, atau mencari referensi sendiri makanan apa yang cocok dijadikan konten. Kalau memang bukan menyangkut endorsement, kata Sendy, mempromosikan makanan yang ia datangi sendiri itu  free alias tanpa dipungut biaya. Tapi tidak berarti semuanya berjalan mulus. Buktinya, Sendy pernah ditolak untuk ngonten di sebuah warung yang menjual masakan Manado. 

“Hehe … iya saya pernah punya pengalaman mau ngeliput untuk konten malah nggak dikasih ijin sama yang punya warung. Padahal jualannya di garasi rumah dan tempatnya sepi gitu. Akhirnya saya beli makanannya dan makan di rumah. Ternyata rasanya not bad, enak. Sayangnya malah nggak mau dipublikasikan,” cerita Sendy.

Kini Sendy memang sudah merasakan manisnya cuan dari profesi konten kreator yang digelutinya. Akunya dalam satu bulan, ia menerima minimal 20 endorsment. Bahkan kalau hari-hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri, Natal, dan Imlek, endorsement-nya bisa mencapai hingga 30-an. “Ada yang produknya dikirim ke rumah, ada juga yang mengundang kita harus visit ke lokasi jualannya. Biasanya kalau menjelang Idul Fitri, Natal dan Imlek, permintaan endorsement untuk produk makanan meningkat pesat,” ungkap pemuda yang hanya mengandalkan iPhone dan perangkat lighting dalam membuat konten ini.

Tidak dipungkiri, persaingan konten kreator, khususnya food blogger, sekarang ini semakin marak saja. Tapi pemuda yang memanfaatkan waktu luang untuk nge-gym ini punya trik untuk menghadapi persaingan tersebut. “Resepnya kita harus kreatif, inovatif, dan mengikuti perkembangan jaman. Contohnya jangan hanya posting foto-foto terus, tapi harus sudah main di video juga. Satu lagi juga harus rajin posting biar muncul di explore,” kata konten kreator yang dalam satu hari rutin memposting antara satu hingga tiga konten ini.