Luncurkan BAMS, IBC Dorong Standardisasi Baterai Motor Listrik

FAZ • Wednesday, 14 Jun 2023 - 12:12 WIB

Jakarta - Indonesia Battery Corporation (IBC) meluncurkan purwarupa Battery Asset Management Services (BAMS) sebagai sebuah platform ekosistem motor listrik yang dapat mengakomodasi pengguna motor listrik berbagai merek, baik motor produksi baru maupun pengguna motor konversi.

Hadirnya BAMS akan membantu mempercepat pertumbuhan kendaraan listrik di Tanah Air yang selama ini masih terkendala akibat perbedaan ekosistem motor listrik.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyambut baik hadirnya platform purwarupa Battery Asset Management Services (BAMS) yang merupakan kolaborasi Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan konsorsium kendaraan listrik roda dua di Jakarta, Senin malam.

"Hari ini saya pikir menjadi istimewa. Ini adalah karya kolaborasi dari BUMN Indonesia bersama BUMN Tiongkok, sebagai bagian dari upaya Pemerintah dalam mendorong transisi energi menuju Net Zero Emission tahun 2060 atau lebih awal," kata Menko Marves Luhut.

BAMS merupakan platform ekosistem motor listrik yang dapat mengakomodasi pengguna motor listrik berbagai merek, sekaligus pengguna motor konversi. Dengan terciptanya ekosistem yang baik, kata Menko Luhut, maka hal itu akan berdampak pada tumbuhnya investasi dan rantai pasok kendaraan listrik.

"Dengan volume kendaraan listrik yang visible, investor akan melihat investasi di Indonesia adalah sesuatu yang menjanjikan. Investasi ini juga harus mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi kapitalis, terciptanya lapangan kerja, dan pemanfaatan bahan baku lokal," paparnya. 

Lebih lanjut Menko Marves berharap bahwa semua pihak yang terlibat dapat terus menjaga komitmen sebagai bagian dari platform ekosistem BAMS IBC untuk bersama-sama mengembangkan standardisasi industri kendaraan listrik roda dua berbasis baterai di Indonesia.

"Saya berharap nanti IBC dan PLN, serta yang terlibat di sini ada Gesits, Alva, Volta, United, Viar, BRT dan Spora EV, tetap berkomitmen menjadi bagian platform ekosistem BAMS IBC. Sekali lagi, saya ajak kalian yang muda-muda untuk teamwork bekerja, dan berani mengakui bahwa kita kurang, nggak perlu malu. Yang penting, kita perbaiki kekurangan itu dan lebih bagus dari orang lain," kata Luhut menutup penjelasannya.

Sementara itu, Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan, BAMS akan menjadi jawaban atas kendala utama yang menghambat percepatan penerimaan kendaraan motor listrik. Baterai yang berbeda pada setiap merek kendaraan menjadi salah satu penghambat perkembangan kendaraan listrik di Tanah Air.

"Perbedaan ekosistem juga mengindikasikan kesulitan mengembangkan infrastruktur untuk charging dan swaping ke depan. Harus diingat bahwa sebesar 40 persen biaya motor listrik, ada di baterai. Jadi, kalau kita bisa melakukan kavling terhadap baterai motor listrik, tentu akan mengurangi biaya konsumen," ungkap Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, pada peluncuran purwarupa BAMS di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Jakarta, Senin malam.

Toto mengatakan bahwa platform BAMS terdiri atas baterai generasi baru yang memiliki performa bagus dengan keamanan terjaga baik, swaping station, dan aplikasi IOT terintegrasi dari seluruh titik yang sudah ada maupun yang akan diintegrasikan. 

Ia menjelaskan bahwa seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan, berbagai kendaraan listrik telah hadir dan tumbuh di Indonesia berikut dengan fasilitas manufaktur.

Karena itu, kata Toto, pihak IBC mengapresiasi dukungan Pemerintah dalam rangka akselerasi motor listrik melalui program bantuan yang saat ini sedang berlangsung.

Selain itu dalam kesempatan tersebut, pihak IBC juga melakukan penandatanganan nota kesepakatan kerja sama dengan para pelaku industri dan konversi yaitu dengan pihak Gesits, Volta, Alva, Viar, United, Bintang Racing Team, dan Spora EV.

"IBC juga bekerja sama terkait swaping baterai untuk kendaraan di sektor pelabuhan dan mining, karena hal ini termasuk yang kami targetkan bisa dikonversi menjadi EV," terang Toto.

Pihak IBC juga mengapresiasi langkah para pelaku industri dan konversi kendaraan listrik yang telah memberikan banyak pengorbanan karena harus melakukan banyak penyesuaian, misalnya dari sisi kompartemen baterai, controller, dan sistem elektrikal yang lain.

"Kami percaya bahwa ikhtiar yang dilakukan, mampu menjadi langkah besar bagi bangsa untuk memberikan ekosistem yang menggunakan satu sumber energi yang dihasilkan domestik, sumber energi ramah lingkungan, tersedia di seluruh pelosok Indonesia, dan dengan harga yang terjangkau untuk seluruh masyarakat Indonesia," tutup Toto.