AHY Masuk Pilihan Cawapres PDIP, Herman: Demokrat Merasa Tersanjung

AKM • Friday, 9 Jun 2023 - 11:05 WIB

Jakarta -  Jelang pilpres 2024, sejumlah nama cawapres bermunculan sebagai pemdamping capres yang telah ada. Politisi partai Demokrat Dr Herman Khaeron mengaku tersanjung dan merasa adem terkait peryataan Ketua Pemenangan Pemilu PDIP Puan Maharani yang menyebut nama AHY (Ketum Demokrat) masuk dalam radar Cawapres di PDIP. 

“Kok tiba tiba menjadi adem, Demokrat dengan PDIP saling membuka ruang. Akan ada proses proses dialog dan komunikasi politik. Akan kita buka ruang itu. Karena apa ? Dalam tataran high politik, dalam tataran kita berbicara persoalan nilai nilai kebangsaan, kita sama,” tutur Herman Khaeron dalam dialektika demokrasi bertajuk “Bersama Menjaga Stabilitas Politik di Tahun Politik”, di Gedung Parlemen Jakarta, Kamis (8/6).

Herman yang juga anggota DPR menjelaskan  langkah ini miliki tujuan sama,  untuk mengisi kemerdekaan sesuai cita cita kemerdekaan menuju masyarakat adil dan sentosa. 

“Untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, adil dan tentu mempertahankan kemerdekaan nya,” jelas Herman.

Herman menjelaskan kondisi tersebut diatas menjadi ciri dari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sama halnya dengan di Amerika, pertarungan 2 komunitas besar partai (Demokrat kontra Republik) ketika bertarung saling menjatuhkan, saling meninggikan dirinya masing masing. Tetapi sesudahnya, berjalan bersama sama.

“Menurut saya, hal sama terjadi di Indonesia. Tinggal bagaimana kemampuan seorang politisi betul betul memahami nilai nilai kebangsaan. Kalau berbicara nilai kebangsaan di lingkungan MPR, ini semestinya malu dengan dirinya sendiri. Kalau masih sering mengangkat perbedaan, masih sering merasa menang sendiri, itu tidak memahami seutuhnya nilai niai 4 Pilar MPR. Malu, karena kami setiap saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat, kita harus menjalankan nilai nilai Pancasila yang 5 Sila itu,” lanjut Herman Khaeron.

Dikatakan, dalam konteks dan tataran pembicaraan high politik dalam nilai nilai kebangsaan, Demokrat memiliki satu visi dan misi yang sama sebagai negara bangsa. Tetapi pada tataran ataupun konteks pemilu, memang ada kontestasi, tetapiini sudah biasa. 

“Situasi boleh panas, tetapi hati tetap dingin,ita tidak bokeh terpecah belah walau berbeda partai, berbeda baju. Tetapi konteks membangun bangsa harus bersama sama,” tandasnya.

Sementara itu, pengamat politik Bony Hargens menegaskan sikapnya, bahwa siapapun yang mau mengusung agenda demokrasi yang berbeda dengan konstitusi dan Pancasila, dianggap sebagai persoalan. 

“Ketegangan yang timbul pada 2019 lalu, dinamika yang tidak sehat ini tidak boleh terjadi lagi. Sekarang, pada Pemilu 2024 nanti, peserta Pemilu diharapkan menjadi agensi yang mendorong terbangunnya stabilitas dan kelancaran proses Pemilu,” ujarnya.

Bony Hargens mengungkapan eecewaannya terhadap statement dan ancaman mantan Menteri (Sby) Denny Indrayana yang menuding Presiden Jokowi meng-intervensi pencalonan Anis Baswedan dan akan me-maksulkan Presiden Jokowi. Denny, menurut Bony Hargens, tidak punya dasar menuding Presiden mengintervensi pencalonan Anis Baswedan, apalagi memakzulkan.

“Narasi macam ini akan terus banyak, jedepan nya. Hati hati, kita harus siap antisipasi. Karenaini potensi pitensi yang bakal memicu ketegangan dan konflik. Jadi provokasi provokasi macam ini sangat berbahaya. Kasus Menkominfo yang murni pidana korupsi, bahkan di politisir olehnya,” tandas Bony Hargens.