Guru Besar FK UKI Prof Gilbert: Pentingnya Kemajuan Teknologi Bidang Ilmu Penyakit Mata di Indonesia

FAZ • Thursday, 8 Jun 2023 - 19:52 WIB

Jakarta - Mata merupakan salah satu organ tubuh yang paling penting. Prof. Gilbert Simanjuntak berperan besar dalam mengembangkan ilmu penyakit mata/retina di Indonesia. Guru Besar Fakultas Kedokteran UKI ini mengambil pilihan spesialisasi mata dan mendalami imunologi

“Pada mulanya hampir semua penyakit makula tidak dapat diobat. Makula adalah area sensitif kecil di tengah retina yang memberikan penglihatan sentral. Seiring kemajuan pengetahuan sebagai dampak penelitian, maka beberapa penyakit makula menjadi terobati dan hasilnya mencengangkan,” ujar Prof Dr. dr. Gilbert W.S. Simanjuntak, Sp.M(K), dalam Sidang Terbuka Senat dalam rangka Pengukuhan Prof. Dr. dr. Gilbert W. S. Simanjuntak, Sp.M(K) sebagai Profesor bidang Ilmu Penyakit Mata pada Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (08/06).

Menurut peraih penghargaan Best Paper in Retina 1st Congress of ASEAN Ophthalmology Society ini, lubang makula sudah tidak menjadi neglected disease, tetapi menjadi treatable disease.

“Ahli retina berharap dapat melakukan operasi setebal 50 mikron ini. Ada masalah keamanan  yang jadi pertimbangan zat warna yang hendak digunakan, juga ketersediaan, keuntungan/kerugian, dan biaya. Tetapi pertimbangan utama adalah hasil akhir yaitu perbaikan tajam penglihatan,” jelasnya.

“Sebuah kemajuan luar biasa dimana pengetahuan membantu manusia menjadi lebih baik. Pada saat mengambil spesialisasi mata hampir semua penyakit makula tidak dapat diobati. Seiring kemajuan pengetahuan sebagai dampak penelitian, maka beberapa penyakit makula menjadi terobat,” ujar Prof. Gilbert Simanjuntak saat menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul “Berpikir Positif, Ketabahan dan Ketenangan, Selebihnya biar Tuhan yang Atur”, di Gedung Graha William Soeryadjaya, UKI Cawang.

Selanjutnya mengenai vitrektomi yang merupakan salah satu prosedur operasi pembedahan pada area mata untuk memperbaiki retina rusak.

Prof. Gilbert mengenyam pendidikan Retinal Fellowship, LV Prasad Eye Institute, Hyderabad, India.

“Setelah kembali ke Indonesia, seluruh operasi vitrektomi saya kerjakan dengan bius lokal didampingi dokter anestesi terbaik yang membuat saya merasa aman. Sebagai pionir dalam teknik bius ini, saya menerima beberapa pasien dari luar negeri yang tidak ingin operasi bius umum di negara tersebut. Kenyataannya vitrektomi dengan bius lokal dengan pengawasan dokter anestesi tetap bisa dilakukan dan lebih aman,” katanya.

Mengenai katarak yang banyak dialami masyarakat Indonesia, Prof Gilbert Simanjuntak mengutarakan bahwa untuk mengatasi hal ini, perlu dikembangkan teknik operasi yang bisa menjawab tantangan operasi pada katarak yang keras yaitu edema kornea minimal, penggunaan ultrasound sesedikit mungkin, dan aman.

“Karena itu saya membuat alat chopper katarak yang ekstra panjang agar berfungsi seperti kapak membelah tanpa perlu ultrasound,” jelasnya.

Prof. Gilbert menjelaskan bahwa secara umum pelayanan kedokteran berkembang seiring kemajuan teknologi, dan kemajuan itu terpesat ada di bidang ilmu penyakit mata. Dan kemajuan pengetahuan paling berdampak positif adalah di bidang kedokteran.

Prof Gilbert menekankan untuk memahami Ilmu Penyakit Mata secara holistik, seorang spesialis mata membutuhkan dasar imunologi, infeksi, teknik operasi, ketenangan hati yang teguh dan tentunya ilmu mengenai penyakit mata sendiri yang sangat luas. Operasi apa pun paling sulit adalah untuk mengatasi fibrosis dan kebanyakan operasi retina adalah mengatasinya dengan skala mikron. Operasi retina adalah operasi tersulit dibanding operasi yang lain.

Guru Besar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan Perguruan Tinggi

Rektor UKI, Dr. Dhaniswara K. Harjono, S.H., M.H., MBA, turut berbahagia atas keberhasilan Prof. Gilbert Simanjuntak.

“Terimakasih kepada LLDikti Wilayah III atas arahan dan bimbingan kepada Prof. Gilbert dalam kenaikan Jenjang Jabatan Akademik (JJA) dari Lektor Kepala ke Guru Besar. Guru Besar baru dapat memberikan pendampingan kepada dosen dengan JJA Lektor Kepala. UKI berkomitmen memberikan kualitas pendidikan dengan meningkatkan kualitas mahasiswa dan tenaga pendidik,” kata Dhaniswara.

“UKI meraih peringkat akreditasi Unggul dan juga 4 program studi Universitas Kristen Indonesia (UKI) mendapatkan akreditasi internasional. Tiga laboratorium UKI juga berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015 dalam layanan pendidikan,” ujarnya.

Dhaniswara berpesan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia.

Dalam kesempatan ini, Koordinator Peningkatan Mutu Pembelajaran dan Kemahasiswaan LLDikti Wilayah III, Tri Munanto, S.E., M.Ak, mewakili Plt Kepala LLDikti Wilayah III, Dr. Lukman, S.T., M.Hum mengucapkan selamat kepada Prof. Dr.dr. Gilbert Simanjuntak, Sp.M(K) sebagai Guru Besar Program Sarjana Profesi Dokter Fakultas Kedokteran UKI.

“Saya melihat ada keunikan dan saya kagum atas kegigihan Prof. Gilbert yang juga membuat banyak perbaikan dalam aturan. Prof. Gilbert membuat breakthrough yang berdampak ke seluruh dosen dimanapun. Kami titipkan kepada Guru Besar baru, untuk meningkatkan mutu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, 8 Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi, dan tridharma perguruan tinggi,” ujarnya.

Kepala LLDikti Wilayah III juga mengingatkan agar Guru Besar  untuk terus meningkatkan mutu Perguran Tinggi.

“Kepada Guru Besar baru tetaplah menginspirasi mahasiswa dan dosen di lingkungan LLDikti Wilayah III. Semoga dengan terus berkolaborasi, Guru Besar banyak memberikan solusi permasalahan bangsa dan negara,” harapnya.