Pemukulan Kentongan dan Penanaman Pohon Tandai Puncak Peringatan HKB Tingkat Nasional 2023

MUS • Wednesday, 17 May 2023 - 14:05 WIB

Surabaya - Puncak peringatan HKB Tingkat Nasional tahun ini yang pusatkan di Kecamatan Karangbinangun Kab Lamongan berlangsung sangat semarak.

Selain dihadiri Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi, Kepala BNPB Letjen TNI Suhariyanto dan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, acara ini juga diikuti Konjen Australia Fiona Hoggart.

Hadir mewakili Gubernur Jatim, Sekdaprov Adhy Karyono dengan didampingi Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dan sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemprov Jatim.

Selain itu, sejumlah pejabat BNPB, anggota Komisi 8 DPR RI, Kalaksa BPBD sejumlah provinsi dan Kab/Kota di Jatim, serta sejumlah pimpinan NGO juga turut hadir dalam acara ini.

Setelah seremoni acara di Pendopo Kecamatan Karangbinangun, puncak peringatan HKB Tingkat Nasional ini pun ditandai dengan pemukulan kentongan oleh pejabat yang hadir dan dilanjut dengan acara penanaman pohon di lapangan setempat.

Kegiatan penanaman pohon ini juga dilakukan secara serentak di 7 daerah yang menjadi lokasi acara HKB tahun ini, yakni, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Blora di Provinsi Jawa Tengah, lalu Kabupaten Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik di Jawa Timur.

Di tujuh daerah ini juga telah dilakukan simulasi bencana banjir yang melibatkan berbagai elemen disejumlah desa, pasar dan sekolah. Tidak kurang dari 2.950 orang dari berbagai elemen masyarakat turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam laporannya menjelaskan, peringatan HKB tahun ini dilaksanakan di dua provinsi,  Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di daerah kawasan yang dialiri aliran Sungai Bengawan Solo.

"Tahun lalu, peringatan HKB kita adakan di daerah dengan ancaman erupsi Gunung Api di kawasan Merapi. Tahun ini, HKB kita fakuskan pada ancaman banjir di kawasan Bengawan Solo," ujarnya.

Suharyanto mengatakan, giat simulasi adalah upaya seumur hidup yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat.

“Simulasi bencana bukan pelajaran sekali seumur hidup, tapi upaya seumur hidup untuk membangun kesiapsiagaan seluruh elemen masyarakat,” tegasnya.

Suharyanto menekankan, pencegahan menjadi aspek penting dalam penanggulangan bencana.

“Bencana adalah peristiwa yang berulang, sehingga pencegahan menjadi aspek penting, kesiapsiagaan seluruh komponen pentaheliks adalah unsur terdepan dalam aspek ini,” tutur Suharyanto.

Sejalan dengan itu, Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, kesiapsiagaan harus dikembangkan menjadi kurikulum praktis agar dapat ditanamkan dengan baik kepada anak-anak usia dini.

Hal ini dilakukan agar latihan kesiapsiagaan dapat dilakukan terus menerus, tidak hanya ketika saat momentum acara besar saja.

“Saat ini kita sedang perjuangkan kurikulum praktis kebencanaan yang tentunya disesuaikan dengan jenis risiko bencana di tempat masing-masing. Sehingga, anak-anak tidak hanya mengetahui apa saja jenis bencana, tapi cara mencegah dan langkah respons ketika bencana terjadi,” tutur Muhadjir.

Sementara, Sekdaprov Jatim, Adhi Karyono mengucapkan terima kasih atas dipilihnya Jatim sebagai lokasi puncak peringatan HKB 2023.

Pemilihan Lamongan sebagai tempat peringatan ini dipandang tepat, karena setiap tahunnya daerah Lamongan selalu menjadi langganan banjir, termasuk Ngawi, Bojonegoro, Tuban dan Gresik.

Sekdaprov Adhy Karyono mengatakan, sebagai upaya kesiapsiagaan bencana, Pemprov Jatim selama ini telah melakukan beberapa hal. 

Di antaranya, pemetaan potensi risiko bencana, peningkatan kapasitas ketangguhan masyarakat bencana dan membangun kesadaran kolektif untuk bersama-sama membangun presepsi bencana. 

"Karena bencana ini merupakan persoalan bersama. Kami berkomitmen agar masyarakat Jatim bisa tangguh terhadap persoalan kebencanaan,” tegasnya.

Selain pemukulan kentongan dan penanaman pohon, rangkaian puncak peringatan HKB di Lamongan juga disemarakkan dengan Saresehan Masyarakat Sungai Indonesia bertema "Ketangguhan Komunitas Daerah Aliran Sungai (DAS)" dan Gelar Budaya Kesiapsiagaan. (Her)