Punya 39 Cabang Dalam 5 Tahun, Inilah Cerita Sukses Owner Kopi Nako

LAN • Wednesday, 10 May 2023 - 20:16 WIB

Jakarta - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia sudah mulai berkembang pesat ke berbagai daerah, terutama oleh pelaku usaha yang berusia muda.

Kopi Nako, sebagai salah satu contoh UMKM yang tergolong berkembang dengan pesat ditandai oleh keberhasilannya membuka 39 cabang hanya dalam waktu 5 tahun dari saat pertama kali didirikan.

Berhasil membuka cabang di Lampung, Kopi Nako kini tengah mengusahakan pembukaan outlet di luar pulau seperti di wilayah Batam, Palembang, dan juga Denpasar.

Siapa sangka bahwa bisnis kopi terkenal yang dimiliki oleh JB Khrisna Susanto ini diawali dengan bisnis warteg nasi dengan konsep spektakuler dan berbeda dengan warteg pada umumnya?

Dalam program Trijaya UKM Forum pada Rabu (10/5/23), Khrisna menceritakan banyak hal, mulai dari sejarah berdirinya Kopi Nako, hingga perkembangan bisnisnya saat ini.

Nama Kopi Nako sendiri merupakan hasil inspirasi dari kaca nako dan sebagai singkatan dari Nasi-Kopi, seperti awal mula bisnis yaitu membuat warteg nasi didampingi kopi sebagai pelengkap saat makan.

Tahun 2018, saat Khrisna bersama teman-temannya membuka usaha cafe di daerah Bogor, dirinya melihat adanya sebuah peluang bisnis tepat di lahan sebelah usaha kafe mereka di kala itu.

Melalui diskusi dan kesepakatan bersama, lahan tersebut akhirnya dijadikan sebagai Warteg Nako dengan Kopi Nako sebagai pelengkap, yang akhirnya saat ini lebih terkenal dengan sistem prasmanan dan a la carte nya, yaitu Warung Nako di wilayah Pajajaran, Bogor.

Selain karena pilihan menu yang bervariasi, mulai dari coffee hingga non coffee ataupun milk dan non milk based, Kopi Nako juga bergerak cepat di pasarnya karena memiliki kekuatan visual berupa ciri khas bangunannya yang serupa di setiap outlet.

“Dari awal, kita memang sudah menerapkan konsep. Dan kita berusaha dengan keras untuk menjaga konsep visual tadi itu. Mangkanya, di semua Kopi Nako yang buka ya itu, secara visual harus sama. Nah ini salah satu kekuatan visual Kopi Nako. Jadi, meskipun masih mau (mulai) pembangunan, orang lewat sana, orang akan tau (lahan) itu akan dibangun Kopi Nako,” kata Khrisna.

Meskipun memiliki kesamaan visual bangunan, namun Khrisna menuturkan bahwa setiap outletnya menyajikan pemandangan sekitar yang berbeda-beda, sehingga dapat dipastikan bahwa setiap pelanggan Nako akan mendapatkan experience yang beragam dan tidak membosankan.

Dengan anak muda sebagai target market utama, dalam pengembangan bisnis Kopi Nako, Khrisna memiliki fokus utama ke area outdoor yang nyaman, luas, dan terfasilitasi dengan stop kontak dan wifi.

Fasilitas tersebut merupakan nilai tambah bagi Kopi Nako yang sudah menyediakan menu variatif dengan harga yang cukup terjangkau bagi sebagian besar kalangan masyarakat.

Berdasarkan pengalamannya, Khrisna menuturkan bahwa selain uang, dalam pengembangan bisnis juga dibutuhkan mental yang kuat, komitmen, pola pikir, dan juga hati serta visi misi yang sejalan dengan karyawan dan mitra bisnis.

“Karena usaha sendiri bukan artinya bebas waktu. Justru makin menyita waktu, lebih banyak yang dikorbankan juga. Capeknya itu sebenarnya gimana cara kita create sistem untuk sebuah usaha bisa bekerja secara otomatis. Cuma memang kalo kita masih melakukan sendiri, ya capek,” tutup Khrisna. (Iftikhor)