Babinsa di Kodim Sumenep Kodam V/Brawijaya Berhasil Berdayakan Ekonomi Warga Melalui Singkong

FAZ • Tuesday, 9 May 2023 - 06:31 WIB

Jakarta - Sertu Dina Mardiyanto selaku Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 0827/03 Manding Kodim Sumenep Kodam V/Brawijaya berhasil membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah binaannya melalui pengembangan UMKM berupa produksi keripik singkong, sehingga dapat membuka lapangan kerja bagi 200 orang warga sekitar.

Yanto, sapaan akrab Dina Mardiyanto mengatakan awalnya merasa perihatin melihat kondisi masyarakat desa tempat ia bertugas banyak warga yang hidup serba pas-pasan hanya mengandalkan hasil pertanian singkong yang sering kali tidak bisa dijual karena kualitasnya kurang baik.

"Anak-anak yang kurang biaya sekolah akhirnya berhenti. Paling disini kalau dulu SD mungkin sekarang ini SMP rata-rata banyak yang butuh sekolah disini. Akhirnya dengan saya bergerak di bidang keripik Alhamdulillah banyak yang lanjut sekarang," ujar Yanto, melalui rilis dari Pendam V / Brawijaya Senin (8/3/2023).

Potongan singkong yang dijemur menjadi tumpuan ekonomi warga Manding. Singkong yang diterima oleh produsen langsung diolah hingga menjadi lebih renyah. Metode pengolahan singkong yang membedakan keripik singkong Madura dengan daerah lain ditemukan oleh Yanto setelah melakukan beberapa kali percobaan yang tidak mudah baginya.

"Beda dengan tugas pokok kita, pertama kita kesulitan harus punya ilmu sendiri juga tanya-tanya kepada yang lebih menguasai di bidang singkong terutama ini kenapa singkong ini kok kecil-kecil ternyata memang dari alamnya memang seperti ini," tuturnya.

Sejak tahun 2915, Yanto butuh waktu 3 tahun untuk mewujudkan tekadnya dengan modal Rp25 juta yang dikumpulkan dari bisnis jual beli ponsel yang ia geluti sebelumnya. Lalu ia membeli singkong dan sejumlah peralatan agar petani mau mengolah singkong menjadi keripik. Dengan cara itu ia menggaet minat warga untuk meningkatkan nilai jual singkong supaya tetap bersemangat.

"3 tahun itu ya susah. Malah istri bilang udah berhenti aja daripada hasilnya rugi terus, ditipu terus. Tapi saya nggak berhenti dan maju terus, saya sampai modal habis. Saya pinjam lagi ke koperasi Kodim. Saya waktu itu pinjam 100 juta rupiah," ucap Yanto.

Setelah itu, ia sering mengunjungi petani singkong dan membantu memanen dan mengedukasi warga terkait peningkatan kesejahteraan dan ketertiban lingkungan sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, sehingga permintaan akan keripik singkong tidak pernah turun.

Untuk bahan baku keripik singkong khas Madura ini dalam satu bulan jika musim hujan dibutuhkan sekitar 30 ton. Tapi jika tidak pada musim hujan dibutuhkan sekitar 60 ton. Hal ini menandakan nilai jual singkong lokal Madura semakin membaik.

"Jadi kalau main di keripik ini yang diangkat bukan cuma nama keripiknya, tapi yang kerja dan petani singkong juga ke angkat. Dulunya nggak laku ya sekarang laku. Dulunya yang di daerah luar Sumenep nggak tersentuh akhirnya kita sentuh, malah sekarang singkong itu bisa dibilang digilir per kabupaten," katanya.

"Alhamdulillah singkong ini kebutuhannya lumayan kalau di sini untuk stok keripik Manding ini karena udah mulai terkenal ibaratnya banyak merasakan keripik ini," lanjut Yanto.

Inilah yang selama ini dinanti-nanti oleh Yanto. Bisnis kripik yang ia bangun tidak melulu soal mencari keuntungan pribadi tetapi membawa dampak yang lebih luas dari tugas pokoknya sebagai anggota TNI.

Yanto bersyukur dedikasinya sejak tahun 2015 akhirnya diakui sebagai sebuah pengabdian seorang prajurit kepada tanah airnya. Baginya menyelamatkan masyarakat dari degradasi moral dapat dilakukan melalui pemberdayaan ekonomi mikro.

"Harga mati karena kita sudah kontrak itu kalau selama kita masih pakai baju loreng kita karena termasuk tugas pokok saya," tandasnya.

Sahwiyah, seorang warga sekitar merasakan manfaatnya dari berkembangnya keripik singkong di daerahnya. Ia meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang buruh tani dan memilih menjadi penjemur keripik singkong.

"Kalau nggak ada pekerjaan ini ya saya susah cari uang. Kan dapat uang dari mana kalau nggak ada pekerjaan singkong ini," tuturnya.

Hal serupa juga dialami Ahmad, seorang produsen singkong yang dulunya hanya menjual singkong dengan harga murah, sehingga anak-anaknya nyaris putus sekolah.

Setelah bertemu dengan Yanto, Ahmad mengaku semangatnya bangkit. Singkong yang dulu langsung dijual dengan harga murah, kini diolah sendiri menjadi keripik. Kini bukan hanya berhasil menyekolahkan anaknya tapi juga bisa membangun rumah dan mempekerjakan sejumlah ibu rumah tangga sebagai penjemur keripik.

"Kalau nggak ada Pak Yanto yang mendatangkan modal, siapa lagi yang beli keripik itu. Siapa lagi selain dari Pak Yanto, yang mendatangkan modal kan Pak Yanto. Terus keripiknya mentahnya ya Pak Yanto yang beli itu," ujar Ahmad.

Mengenai keberhasilan anggotanya yang bertugas di Koramil 0827/03 Manding, Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf mengatakan apa yang dilakukan sudah sesuai dengan perintah kesatuan anggota TNI diwajibkan untuk melaksanakan 4 program unggulan.

"Yang dilakukan Sertu Dina Mariyanto ini adalah menggerakkan UMKM sehingga masyarakat ikut produktif di dalam mengelola hasil-hasil alam yang dihasilkan seperti ketela pohon Madura yang keras itu," ujar Farid.

"Dengan laporan itu saya kemudian meminta Dandim di Sampang, Pamekasan dan Bangkalan juga untuk menggali potensi yang ada. Menggerakkan Babinsa untuk berkolaborasi bekerja sama dengan masyarakat supaya produk yang tadi itu bisa terus dikembangkan," pungkasnya.