Akademisi Prodi Pendidikan Biologi FKIP UKI Ajarkan Nilai Biodiversitas Bersama SMA Bruderan Purworejo

FAZ • Monday, 8 May 2023 - 08:58 WIB

Biodiversitas memiliki nilai yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Faktanya, biodiversitas mulai menurun dibarengi juga dengan penurunan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap biodiversitas.

Biodiversitas memiliki keterkaitan dengan Indigenous Knowledge atau Pengetahuan Adat. Indigenous Knowledge sering disebut sebagai Kearifan Lokal.

Fajar Adinugraha yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kristen Indonesia (UKI) sekaligus berstatus sebagai mahasiswa Progam Studi Doktor Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang (UM), berupaya mengintegrasikan pembelajaran topik biodiversitas berwawasan Indigenous Knowledge.

Pengembangan desain pembelajaran dengan produk modul pembelajaran ini dibimbing oleh ibu Prof. Dr. Siti Zubaidah, M.Pd dan ibu Prof. Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si. Keduanya merupakan dosen Jurusan Biologi UM.

Harapannya, pemahaman dan kesadaran siswa terhadap biodiversitas meningkat setelah belajar menggunakan modul pembelajaran ini.

Salah satu bentuk kegiatan dalam modul pembelajaran yaitu kunjungan langsung ke Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Pada tanggal 6 - 7 Mei 2023 telah dilakukan simulasi field trip ke Desa Somongari. Pada tanggal tersebut 19 siswa SMA Bruderan, guru pendamping, dan peneliti melakukan eksplorasi Indigenous Knowledge pembuatan gula kelapa.

Sebelumnya, pada 22 Maret 2023 juga sudah dilakukan simulasi pertama bersama enam orang siswa dan dua orang guru dari SMA Bruderan. Pembuatan gula kelapa merupakan salah satu bentuk Indigenous Knowledge yang ada di Desa Somongari. Pembuatan gula kelapa ini dilakukan secara turun temurun oleh beberapa warga di desa tersebut. Gula kelapa terbuat dari sajeng atau getah bunga kelapa yang dimasak hingga mengental. Laru berupa enjet (batu kapur) dan lathi manggis (getah manggis) digunakan untuk menjaga kualitas gula kelapa.

Kegiatan field trip ini berkolaborasi dengan pemerintah Desa Somongari khususnya Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Desa Wisata. Bapak Subagyo sebagai Kepala Desa menyambut baik kegiatan ini.

“Kegiatan ini bisa menjadi sarana edukasi bagi siswa SMA mengingat Desa Somongari memiliki potensi wisata edukasi sejarah dan kearifan lokal. Tak hanya itu, potensi wisata agroekosistem dan alam juga bisa ditemukan di desa ini,” ujar Subagyo.

Peneliti bersama pokdarwis mengemas kegiatan field trip yang bermakna dan menyenangkan. Kunjungan ke Memorial House W.R Supratman dan tempat pembuatan olahan kulit manggis menjadi salah satu cara memperkenalkan potensi desa Somongari kepada siswa.
Selain itu, siswa diajak untuk belajar gamelan yang merupakan salah satu budaya yang terus dijaga di Desa Somongari. Di akhir kegiatan, siswa diajak untuk melakukan tracking ke Curug Silangit yang ada di Desa Somongari.

Hari Purwanto selaku pengelola pokdarwis mengatakan bahwa Desa Somongari sebagai desa wisata siap berkolaborasi untuk merancang kegiatan edukasi demi terciptanya kualitas pendidikan dan peningkatan sektor pariwisata di Kabupaten Purworejo khususnya Desa Somongari.

Akademisi Prodi Pendidikan Biologi UKI, Fajar Adinugraha selaku peneliti berharap kegiatan ini dapat turut mewujudkan konsep pentahelix dalam pengembangan desa wisata, yaitu salah satunya dengan melibatkan akademisi atau peneliti sebagai pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, promosi nilai biodiversitas berwawasan Indigenous Knowledge dalam pembelajaran Biologi turut mendukung dokumen SDGs dan Aichi Biodiversity Target tentang pentingnya biodiversitas.