Cuaca Menyengat di Indonesia, BMKG: Bukan Gelombang Panas

MUS • Tuesday, 25 Apr 2023 - 10:07 WIB

Jakarta - Belakangan ini sebagian besar negara di Asia Selatan terdampak gelombang panas atau heatwave. Badan Meteorologi di negara-negara seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40 derajat celsius yang telah berlangsung beberapa hari belakangan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan ini tidak termasuk ke dalam kategori gelombang panas. Pasalnya fenomena di Tanah Air tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut. 

Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.

"Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangannya, Selasa (25/4/2023).

Informasi kondisi suhu udara panas juga dikaitkan dengan fluktuasi radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari. Besar kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi memiliki indikator nilai indeks UV. Indeks ini dibagi menjadi beberapa kategori: 0-2 (Low), 3-5 (Moderate), 6-7 (High), 8-10 (Very High) dan 11 ke atas (Extreme).

Menurut BMKG, tinggi rendahnya indeks UV tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara di suatu wilayah. Untuk wilayah tropis seperti Indonesia, pola harian seperti ini secara rutin dapat teramati dari hari ke hari meskipun tidak ada fenomena gelombang panas.

BMKG menyarankan masyarakat tidak perlu panik menyikapi informasi UV harian tersebut, serta mengikuti dan melaksanakan imbauan respons bersesuaian yang dapat dilakukan untuk masing-masing kategori index UV.

"Seperti menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktivitas di luar ruangan," kata Dwikorita.