Safari Ramadan, Kemenkominfo Gelar Sosialisasi Literasi Digital di  NTB

AKM • Wednesday, 19 Apr 2023 - 11:24 WIB

Lombok Tengah - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar sosialisasi literasi digital melalui kegiatan Safari Ramadhan yang mengangkat tema “Ramadan Sebagai Momentum Peningkatan Pemahaman Literasi Digital Ummat untuk Keseimbangan Dunia dan Akhirat”. 

Kegiatan diselenggarakan pada Sabtu, 15 April 2023 secara luring di Aula Pondok Pesantren Al-Mansyuriah, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Acara diikuti oleh 800 peserta yang merupakan nasabah Bank Wakaf Mikro (BWM), adalah bagian dari pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan oleh UNU NTB dengan tujuan menjalin silaturahmi, memperkokoh ukhuwah Islamiyah, dan meningkatkan pemahaman literasi digital masyarakat Provinsi NTB.

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 lalu yang menunjukkan bahwa kapasitas Literasi Digital masyarakat Indonesia dinilai sebesar 3.54 dari 5.00, yaitu di kategori “sedang”. Merespon hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah lembaga pendidikan dan sekolah-sekolah di Indonesia untuk memberikan literasi kepada masyarakat tentang materi yang didasarkan pada 4 pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Rektor UNU, Dr. Baiq Mulianah dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap kolaborasi yang telah terselenggara antara UNU dengan Kemenkominfo dan OJK dalam memberikan edukasi mengenai literasi digital dan keuangan digital bagi para nasabah BWM. Baiq Mulianah juga turut menyampaikan mengenai prinsip dasar Ekonomi Syariah yang antara lain memuat tentang kerja keras dan saling tolong menolong antar manusia.

Sambutan dilanjutkan oleh Kepala OJK NTB, Rico Rinaldy yang menyosialisasikan mengenai peran dan fungsi OJK dan literasi keuangan digital kepada para peserta dalam menghadapi maraknya pinjaman online ilegal. 

“Banyak penawaran menggiurkan untuk mendapat dana dengan mudah, hati-hati dan jangan mudah tergiur dengan hal tersebut, apalagi jika sudah menyangkut data pribadi. Jangan sampai data milik ibu-ibu disalahgunakan oleh orang lain. Sekarang ini, identitas diri seperti KTP jangan sampai bocor ke orang lain,” jelas Rico dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

Di kesempatan yang sama, Bambang Tri Santoso selaku Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan menyampaikan tugas yang dilakukan oleh Kemenkominfo, salah satunya adalah menyediakan infrastruktur internet. Dengan kehadiran internet, masyarakat bisa memanfaatkan adanya hal tersebut untuk produktif ke hal-hal positif. 

“Seperti itu kira-kira yang bisa digalakkan Kemenkominfo. Sesudah infrastruktur terbangun, hal yang penting selanjutnya adalah memberikan literasi digital kepada masyarakat sehingga kita bisa memanfaatkan smartphone untuk hal-hal positif seperti berjualan online (menghasilkan uang) dan belajar mandiri secara online,” tutur Bambang.

Tidak hanya itu, Bambang juga menyampaikan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menangkal peredaran berita bohong. 

“Kita tidak hanya dituntut kreatif, tetapi juga dapat memiliki skill untuk membedakan berita asli dan berita bohong. Oleh sebab itu, penting untuk saring sebelum sharing dalam kehidupan bermedia sosial,” pungkas Bambang.

Kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi Literasi Digital oleh anggota Pandu Digital Wilayah NTB yaitu Lalu Muhammad Fauzan yang akrab disapa Fauzan dengan materi tentang pentingnya peran Pandu Digital dalam memberikan pendampingan terkait literasi digital bagi masyarakat yang menggunakan internet dan media sosial. Fauzan mengatakan bahwa, setiap orang dapat berperan menjadi Pandu Digital, hal tersebut dapat dimulai dari lingkup yang paling kecil, yaitu dalam tingkat rumah tangga. 

“Menjadi seorang pandu digital berarti menjadi orang yang memahami penggunaan teknologi digital dan dapat menyebarkan ilmunya kepada orang lain, seperti bagaimana menghentikan hoax, disinfomasi, dan penipuan. Kemenkominfo berharap bahwa ibu-ibu bisa meningkatkan literasi digital paling tidak kepada anggota keluarganya,” jelas Fauzan.

Fauzan kemudian menambahkan bahwa, Pandu Digital memiliki program untuk mendampingi masyarakat agar usaha yang dijalankan dapat berkembang. 

“Untuk bisa berkembang, dibutuhkan upaya-upaya agar usaha tersebut lebih maju lagi. Salah satu fokus utama dari kampus UNU dan Pandu Digital adalah bagaimana agar usaha berjualan menggunakan teknologi digital semakin maju. Salah satu contohnya adalah memanfaatkan marketplace dalam berjualan online,” ungkap Fauzan.

Dalam penyelenggaraan sosialisasi ini, nasabah BWM menyampaikan kepada Kemenkominfo untuk memberikan pendampingan pelatihan kepada para perintis UMKM mengenai optimalisasi penggunaan teknologi digital untuk memperluas jaringan marketplace, sehingga dapat meningkatkan penghasilan. Hal tersebut kemudian akan ditindaklanjuti oleh pihak Kemenkominfo melalui Program Pandu Digital.