Ribuan Flare Menyala di GBLA, Indonesia tak Siap Gelar Event Besar Sepak Bola

MUS • Tuesday, 18 Apr 2023 - 21:46 WIB

Jakarta - Stadion Gelora Bandung Lautan Api membara dan mencekam, Sabtu (15/4/2023). Ini terjadi setelah Persib Bandung hancur lebur dibantai oleh Persikabo 1973 di laga akhir Liga 1. Usai pertandingan, kemarahan bobotoh kemudian meletup lebih dahsyat. Ribuan flare pun dinyalakan yang membuat suasana Stadion GBLA panas dan membara oleh asap dan api flair.

Bagi Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) ini merupakan bukti nyata ketidaksiapan semua pihak baik PSSI, Panitia maupun suporter dalam melaksanakan event sepak bola. Ketua umum PSTI, Ignatius Indro menyesalkan kejadian ini karena ini dirasa jauh dari rasa sportifitas yang harusnya ditunjukan dalam sepak bola.

“Ini adalah bukti ketidaksiapan kita dalam menjalankan pertandingan sepak bola, suporter yang jauh dari sportifitas, lalu panitia dan PSSI yang benar-benar tidak siap, bagaimana flare yang sudah dilarang oleh FIFA bisa masuk ke dalam stadion dalam jumlah besar. Ini kecolongan atau ada kesengajaan?," tegas Indro.

Indro menambahkan kejadian seperti ini membuktikan belum adanya perbaikan yang dilakukan PSSI baik kepada panitia pelaksana pertandingan maupun edukasi suporter hingga ke akar rumput.

"Ini jelas membuktikan PSSI belum melakukan perbaikan dari banyak hal, mulai dari panitia hingga edukasi suporter yang belum berjalan hingga ke akar rumput. Sebaiknya PSSI segera introspeksi dulu dengan kejadian-kejadian seperti ini bukan malah lempar tanggung jawab ke pihak lain," lanjut Indro.

Indro juga mengatakan dengan ketudaksiapan ini menjadi salah satu alasan FIFA tidak bisa menyrahka pelaksanaan Piala Dunia U20 kepada Indonesia karena transformasi sepak bola Indonesia yang tidak berjalan pasca Tragedi Kanjuruhan.

"Dengan kejadian ini, saya tidak bisa membayangkan bagaimana kalau kita satu grup dengan Israel dan saat bertanding kita kalah. Apa yang bisa terjadi selanjutnya? Baik di dalam maupun di luar stadion. Ini karena transformasi sepak bola kita belum berjalan aebagaimana mestinya pasca Kanjuruhan. Seharusnya PSSI melihat itu dan bukan malah melakukan drama-drama yang membuat kisruh keadaan," tutup Indro.

Flare adalah benda pyrotechnic yang sering digunakan oleh para suporter di pertandingan sepak bola. Flare tersebut mengeluarkan asap, cahaya, atau suara yang bisa membuat suasana di stadion menjadi lebih hidup. Namun, penggunaan flare sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kebakaran, luka bakar, dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, FIFA, organisasi yang mengatur sepak bola dunia, telah melarang penggunaan flare di dalam stadion.

FIFA memandang bahwa penggunaan flare oleh suporter sepak bola sangat berbahaya bagi para pemain, ofisial, dan pengunjung di stadion. Oleh karena itu, mereka telah menetapkan aturan yang melarang penggunaan flare dan benda-benda pyrotechnic lainnya di dalam stadion.

Sanksi yang diterapkan bagi klub atau negara yang melanggar aturan ini bisa sangat berat, termasuk denda yang besar atau bahkan diskualifikasi dari turnamen. Hal ini bertujuan untuk memastikan keselamatan semua pihak yang hadir di stadion dan mempromosikan sepak bola sebagai olahraga yang aman dan menyenangkan bagi semua orang.