Pengobatan Alternatif Ida Dayak Semakin Diminati, Ini Penjelasan Antropolog UI!

LAN • Thursday, 6 Apr 2023 - 14:01 WIB

Jakarta - Dewasa ini, sosial media diramaikan dengan pengobatan alternatif oleh Ida Dayak yang hadir di Cilodong, Jawa Barat. Banyak warga yang datang dari berbagai daerah dan rela antri berjam-jam demi mendapatkan pengobatan tersebut.

Perempuan asal Kalimantan dengan nama asli Ida Andriyani ini mengklaim dirinya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, mulai dari stroke, tulang bengkok keseleo, hingga salah urat. Bahkan, dalam satu video yang tersebar di TikTok, Ida Dayak mengaku bisa menyembuhkan pasien yang bisu dan tuli.

Antropolog sekaligus Dekan FISIP Universitas Indonesia, Semiarto Aji Purwanto, memberikan penjelasan mengenai fenomena ini. Aji mengatakan bahwa pengobatan Ida Dayak merupakan salah satu cross dimana penyakit naturalistik dipercaya dapat disembuhkan dengan pengobatan personalistik (ghaib).

“Secara etimologi kesehatan, ada yang disebut sebagai penyakit naturalistik biasanya disembuhkan minum obat, jamu, urut. Ada juga penyakit yang dipercaya berasal dari non human (supranatural) biasanya masyarakat berobat ke dukun atau jampi-jampi. Nah makin kesini makin ada cross, penyakit naturalistik juga dipercaya bisa disembuhkan secara personalistik (ghaib),” Ujar Aji Kepada Radio MNC Trijaya dalam program Hot Topik Pagi, Kamis (6/4/2023).

Menurutnya, hal ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Pertama, ketidakpercayaan masyarakat terhadap pengobatan naturalistik (tradisional sampai medis modern) yang agen utamanya adalah obat-obatan. 

Kedua, terdapat hirarki pengobatan pada masyarakat, mulai dari mengobati diri sendiri di rumah dengan mengonsumsi obat-obatan. Kemudian jika tidak sembuh, baru memutuskan untuk berobat ke dokter. Selanjutnya apabila mereka masih tidak puas atau putus asa, akhirnya memutuskan untuk mencoba pengobatan alternatif.

Ketiga, kepercayaan masyarakat terhadap efek pengobatan alternatif yang dianggap “lebih cepat sembuh” dibandingkan berobat ke dokter. Padahal, kata Aji, hal ini bisa saja karena adanya efek sugesti.

“efek sugesti ini bisa saja terjadi, mereka ikut pengobatan sekali dua kali merasa enakan dikit. Lalu, mereka menganggap bahwa mereka sudah sembuh, padahal secara medis belum dinyatakan sembuh,” Jelas Aji. (Atha)