Peluang Koalisi Besar Diperbincangkan, Pengamat Menilai Koalisi Tidak Solid

LAN • Wednesday, 5 Apr 2023 - 13:40 WIB

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dikabarkan berpotensi menjadi satu koalisi besar setelah diadakannya pertemuan lima ketua umum partai politik dalam acara silaturahmi dan buka puasa yang dihadiri oleh Presiden Jokowi pada Minggu (2/4/2023) lalu.

Pangi Syarwi Chaniago, seorang pengamat politik dan Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting berpendapat bahwa langkah yang diambil kedua koalisi kurang bijak. 

“Saya mencermati koalisi kita ini tidak solid. Jadi sangat mudah untuk fusi atau bergabung. Dalam konteks ini KIB dan KIR, dan ada kemungkinan untuk meninggalkan ada kemungkinan bertahan,” kata Pangi dalam program Trijaya Hot Topic pada Rabu (5/4/2023).

Ia menilai bahwa penggabungan koalisi besar ini disebabkan oleh keinginan untuk berfokus pada satu figur, dan tidak pada ideologi koalisi secara keseluruhan.

“Ini yang membuat koalisi kita ini selama ini mazhabnya itu adalah center of kandidat. Jadi berbasis kepada figur. Sehingga membuat koalisi kita itu tidak berbasis kepada ideologi atau platform yang membuat koalisi itu permanen dan kuat,” katanya.

Pangi menganalisis indikasi kemungkinan koalisi partai politik Indonesia hanya memiliki dua poros saja. 

“Poros yang (koalisi besar) hari ini adalah keberlanjutan dari poros yang digawangi atau di-king-maker-kan, atau koalisi yang kemudian (rancangan) arsitek Pak Jokowi sendiri, yang ada kemungkinan membangun koalisi besar itu. Dan ada kemudian poros koalisi yang sebetulnya antitesis dari pemerintahan sekarang,” ujar Pangi.

Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap rancangan koalisi parpol saat ini. Menurutnya, semakin besar koalisi partai politik, masyarakat akan dihadapkan dengan pilihan calon presiden yang terbatas dan tidak representatif, hingga dapat menyebabkan golput, politik identitas, dan konflik di tengah masyarakat.

Pangi berharap pada tahun politik 2024, akan diusungkan minimal tiga calon presiden, agar meminimalisir potensi terjadinya konflik.

“(Jika hanya ada dua calon) sama saja kita membuka kotak pandora kembali, ini akan membuat benturannya keras,” tutupnya. (Salsa)