10 Orang Tewas, ini Kronologi Pembunuhan Keji Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara  

MUS • Tuesday, 4 Apr 2023 - 12:32 WIB

Banjarnegara - Warga Banjarnegara, Jawa Tengah, dikejutkan dengan aksi pembunuhan berantai di wilayahnya. Polres Banjarnegara menemukan kuburan sepuluh jenazah di kecamatan Wanayasa, korban pembunuhan sadis dukun pengganda uang, Tohari alias Slamet.

Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan dari total 10 korban, hanya satu yang dapat langsung diidentifikasi, yakni atas nama Riyanto, pria asal Sukabumi umur 53 tahun. Sementara korban lainnya tinggal tulang belulang, dan ada yang masih tersisa sedikit dagingnya.

Setelah penemuan jenazah pertama, ditemukan jenazah korban lain di tempat yang berdekatan. Bahkan ada dua jenazah yang dikubur secara bersamaan.

Menurut Kapolres Hendri, lahan penguburan korban dimiliki tersangka Slamet. Lokasinya berada sekitar 1,5 kilometer dari rumah tersangka. 

Berdasarkan hasil interogasi oleh penyidik, aksi dukun maut itu sudah berlangsung sejak 2020. “Dia melakukan aksinya sejak tahun 2020. Ini terbukti ada lima mayat yang sudah menjadi tulang belulang,” ujar Kapolres AKBP Hendri dalam program Trijaya Hot Topic, Selasa (4/4/2023).

Kasus pembunuhan ini bisa terungkap karena anak dari salah satu korban melaporkan bahwa ayahnya telah hilang. 

“Tanggal 23 Maret korban ketemu dengan Slamet di Banjarnegara. Kemudian tanggal 23 itu, korban sempat mengirim pesan WA kepada anaknya. Intinya dia mengabarkan posisi sekarang di Banjarnegara, dan apabila nanti ayah tidak ada ataupun tidak bisa dihubungi, tolong hubungi aparat ke lokasi yang saya shareloc,” tuturnya menirukan pesan WA korban.

Setelah diselidiki, polisi mengungkap bahwa korban terakhir kali bertemu dengan Slamet. Slamet pun mengaku korban telah dibunuh dan dikubur di kebun dekat rumahnya.

Modus penipuan dukun pengganda uang dilakukan melalui akun Facebook yang dikelola kaki tangan Slamet berinisial BS. Ketika ada korban yang tertarik dengan jasa dukun tersebut, BS mempertemukan mereka dengan Slamet. Korban kemudian memberikan mahar sebesar Rp70 juta untuk digandakan. 

Namun uang tersebut tidak dikembalikan, apalagi digandakan oleh Slamet. Korban yang terlalu lama menunggu, terus-menerus menanyakan proses penggandaan uang. Karena kesal, Slamet akhirnya membunuh para korban dengan meracuni makanan mereka saat mendatangi kediamannya di Banjarnegara. (Salsa)