Jakarta - Tanggal 24 Maret diperingati sebagai hari Tuberkulosis Sedunia. Bertepatan dengan momen ini, Trijaya FM mengundang Dokter Spesialis Anak, dr. Sang Ayu Kompiyang Indriyani untuk mengupas tuntas soal penyakit TBC yang akhir-akhir ini sedang mengalami peningkatan, khususnya pada anak-anak.

“Kasus TBC terus mengalami peningkatan yang lumayan tinggi sejak tahun 2022, terutama pada anak-anak sekolah. Hal itu terjadi karena di masa pandemi, anak sekolah banyak yang di rumah dan kontak fisik secara langsung dengan orang-orang di rumahnya yang memiliki penyakit TBC, jadi otomatis anak-anak itu terpapar penyakit TBC,” ujar dr. Sang Ayu Kompiyang Indriyani, dalam wawancara Trijaya FM, (24/03/2023).

Faktor utama dari meningkatnya kasus TBC di Indonesia, yakni kuman, penderita, dan lingkungan. Kuman merupakan salah satu faktor yang dapat dilihat dari penderita TBC yang belum berobat, sehingga kepadatan kuman tuberkulosis semakin meningkat. 

"Kemudian penderita, salah satunya dapat dilihat pada mereka (anak-anak) yang belum sempat imunisasi, sehingga sangat rentan virus tuberkulosis masuk ke tubuh," ujar Ayu.

Terakhir, lingkungan yang dapat dilihat pada ventilasi udara dan sinar matahari.

Ayu menambahkan, kasus TBC terus bertambah sejak tahun 2022, karena di masa pandemi banyak penderita TBC sulit berobat karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk ke luar rumah.

“Cara menanggulangi penyakit TBC untuk anak adalah dengan melakukan pengawasan minum obat pada penderita, meminta penderita untuk menggunakan masker semisal penderita tersebut terus mengalami batuk, dan melakukan investigasi di sekitarnya dengan mencari tahu seseorang yang menularkan penyakit TBC pada penderita,” tutup Ayu. (Savira)