Silicon Valley Bank Tumbang, Apa Dampaknya ke Indonesia?

MUS • Wednesday, 15 Mar 2023 - 13:42 WIB

Jakarta - Bank berbasis digital, Silicon Vally Bank (SVB) di Amerika Serikat dinyatakan bangkrut pada Jum’at (11/03/2023). Hal ini dipicu oleh tingkat suku bunga tinggi yang diterapkan Federal Reserve System (sistem bank sentral Amerika Serikat).

SVB yang sudah berjalan selama 40 tahun ini mengumumkan bahwa mereka telah menjual seluruh obligasi dengan kerugian Rp1,8 milyar.

Peneliti Center of Macroeconomics and Finance di INDEF, Abdul Manap Pulungan, menyatakan dampak kebangkrutan Silicon Valley Bank terhadap negara-negara di Asia, khususnya Indonesia, adalah pergerakan harga saham dari sektor keuangan dan perbankan yang melemah. 

Ia menambahkan, dampak ambruknya SVB ke sektor keuangan Indonesia secara keseluhan tidak terlalu signifikan karena SVB merupakan bank kecil. 

Namun, Abdul melihat ada pengaruh di nilai tukar rupiah.

“Kemarin (nilai rupiah) juga sempat melemah. Ini artinya ada pergerakan investor, khususnya asing, dia bisa ke luar negeri atau dia shifting portofolionya dari saham ke pasar obligasi atau ke pasar komoditas, khususnya emas. Ini menjadi salah satu indikator kita melihat dampak dari kebangkrutan di bank ini,” ujar Abdul dalam program Trijaya Hot Topic, Rabu (15/03/2023). 

Meskipun begitu, Abdul meyakini para investor tersebut pada akhirnya akan kembali lagi ke Indonesia. 

Kemudian, ia berkata bahwa fundamental ekonomi Indonesia sudah cukup kuat, ditandaki dengan inflasi yang menurun. Maka dari itu, indikator-indikator tersebut tidak seburuk yang dibayangkan. 

Ia juga menekankan bahwa berdasarkan kajian lembaga internasional, peluang krisis ekonomi Indonesia saat ini cukup rendah dibanding negara lain. (Salsa)