Jakarta Terus Diguyur Hujan, ini Analisa Peneliti BRIN

MUS • Tuesday, 28 Feb 2023 - 14:26 WIB

Jakarta – Beberapa hari terakhir Jakarta terus dilanda hujan dengan intensitas sedang disertai petir dan angin kecang. Erma Yulihastin, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan terdapat 2 fenomena yang menjadi pemicu cuaca buruk ini.

“Kondisi sekarang yang paling mengemuka itu ada 2 fenomena. Yang pertama, penjalaran angin permukaan dari utara yang menguat, yang dinamakan dengan CENS. Yang kedua, ini berkaitan dengan apa yang akan terjadi di laut Cina Selatan,” kata Erma Yulihastin, peneliti BRIN dalam program Trijaya Hot Topic, Selasa (28/02/2023).

Erma mengatakan, fenomena penjalaran angin permukaan dari utara yang menguat sudah terjadi sejak 21 Februari 2023 di Jakarta dan area sekitarnya. Indeks yang dirilis oleh BMKG menunjukkan, kecepatan angin rata-rata sudah lebih dari 7m/detik terpantau dari tanggal 27 Februari 2023.

Menurut Erma, hal tersebut menunjukkan secara konsisten selama 5 hari ada penguatan angin yang memicu angin kencang. Ia juga menjelaskan hal ini tidak seperti angin kencang atau angin monsun biasa. Umumnya angin monsun memiliki kecepatan rata-rata 3m/detik, sedangkan saat ini sudah 2 kali lipat dari biasanya.

“Fenomena penguatan angin dan itu sudah terjadi sejak tanggal 21. Indeksnya dirilis oleh BMKG jadi kecepatan angin rata-rata disitu sudah sampai melebihi 7m/detik terpantau dari tanggal 27 kemarin. Artinya secara konsisten selama 5 hari ada penguatan angin dan itu yang memicu angin kencang. Jadi ini gak seperti angin kencang atau monsun biasa anginnya. Kalo monsun kan anginnya 3m/detik, tapi yang ini kan 2 kali lipatnya,” kata Erma.

Kemudian Erma menjelaskan fenomena kedua berhubungan dengan apa yang akan terjadi di Laut Cina Selatan. Hal tersebut akan dimulai pada hari ini, 28 Februari 2023 yaitu pra kondisi tahap awal pembentukan apa yang disebut dengan Vortex Borneo atau pusaran angin yang mirip angin siklon tetapi lebih kecil.

“Itu dimulai dari hari ini tanggal 28, pra kondisi tahap awal pembentukan apa yang kita sebut dengan Vortex Borneo, pusaran angin, mirip siklon tapi mini,” pungkas Erma. (Jess)