Jakarta – Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, saat ini BMKG masih memantau apakah cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia akan berlanjut sampai 4 Maret 2023. 

“Awalnya, terkait cuaca ekstrem ini memang diprediksikan akan terjadi pada 24–28 Februari, namun saat ini BMKG masih melihat potensi kelanjutan cuaca ekstrem ini sampai 4 Maret di sejumlah daerah,” kata Guswanto kepada Radio MNC Trijaya dalam program Trijaya Hot Topik Pagi, Selasa (28/2/2023).

Ia menambahkan, hal ini diakibatkan adanya udara dingin dari Asia yang masuk ke dalam bagian wilayah utara Indonesia, kemudian melintas di ekuatorial masuk ke Pulau Jawa dan akhirnya bergerak ke arah Timur Selatan. Inilah yang membawa uap air banyak.

Selain itu, terdapat pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang menginduksi daerah low level jet dari NTT hingga Australia. Hal ini mengakibatkan perlambatan tekanan angin di Indonesia dan menyebabkan pertumbuhan awan hujan di Indonesia.

Berdasarkan pantauan BMKG, di bawah ini merupakan daerah-daerah yang akan menghadapi cuaca ekstrem pada 28–2 Maret 2023:

-Aceh

-Sumatera Utara

-Riau

-Kepulauan Riau

-Jambi

-Bengkulu

-Sumatera Selatan

-Bangka Belitung

-Lampung

-DKI Jakarta

-Banten

-Jawa Barat

-Jawa Tengah

-Yogyakarta

-Jawa Timur

-Bali

-Nusa Tenggara Timur

-Nusa Tenggara Barat

-Kalimantan Barat

-Kalimantan Tengah

-Kalimantan Selatan

-Kalimantan Timur

-Sulawesi Selatan

-Sulawesi Tengah

-Maluku

-Papua Barat

-Papua

Guswanto juga menjelaskan, bahwa cuaca ekstrem ini puncaknya akan terjadi pada Januari–Februari 2023. Diharapkan masyarakat dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi hujan lebat disertai angin dan sambaran petir.

“Kalau merujuk pada periode, Desember–Februari musim hujan, puncaknya ada di Januari–Februari (beberapa wilayah di seluruh Indonesia). Maret–Mei merupakan periode pancaroba (hujan-kemarau),” tutupnya. (Atha)