Dino Patti Djalal dalam Forum “Indonesian Climate Policy Outlook 2023”: Iklim di Indonesia Masih Belum Baik

LAN • Friday, 24 Feb 2023 - 10:46 WIB

Jakarta - FPCI (Foreign Policy Community of Indonesia) telah menggelar forum diskusi terbuka bertajuk “Indonesian Climate Policy Outlook 2023” di Bengkel Diplomasi Sekretariat FPCI, Jakarta Selatan, pada 23 Februari 2023. 

FPCI sendiri merupakan komunitas hubungan internasional terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Komunitas ini pun didirikan oleh mantan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia yang menjabat pada tahun 2014, yakni Dr. Dino Patti Djalal, M.A..

Dr. Dino Patti Djalal dalam forum diskusi ini pun turut hadir sekaligus menjadi pembicara bersama empat narasumber ternama lainnya yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. 

Empat narasumber lainnya adalah Mercy Chriesty Barends, S. T. selaku Anggota Komisi VII DPR-RI, Kuki Soejachmoen selaku Co-founder dan Direktur Eksekutif IRID (Indonesia Research Institute for Decarbonization), Arief Wijaya selaku Program Director WRI (World Resources Institute) Indonesia, dan Agus Sari selaku Chief Executive Officer di Landscape Indonesia.

Dr. Dino dalam forum diskusi ini menyampaikan, bahwa komitmen iklim Indonesia dinilai masih belum baik, tetapi berdasarkan pengamatannya, sejak Presiden Jokowi menghadiri beberapa konferensi internasional yang salah satunya adalah G20 di Italia, Jokowi jadi lebih menunjukkan sikap kepeduliannya terhadap isu-isu krisis iklim yang ada. 

Sementara itu, dari sisi pemerintah Indonesia, Mercy Chriesty menyampaikan bahwa dalam dua tahun terakhir, komisi VII saat ini sedang menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan. 

Ia menambahkan, pentingnya dibuat peraturan atau hukum yang mengatasi krisis iklim dan emisi karbon. 

Pada kesempatan yang sama, Kuki Soejachmoen selaku Co-founder dan Direktur Eksekutif IRID (Indonesia Research Institute for Decarbonization) juga mengungkapkan, bahwa kebutuhan dana serta teknologi untuk mengurangi karbon secara keseluruhan pun diakui masih sangat banyak.

Arief Wijaya selaku Program Director WRI (World Resources Institute) Indonesia mengutarakan pandangannya dari sisi kehutanan Indonesia. 

“Dari tahun 70 atau 80-an hingga sekarang, Indonesia masih masuk dalam kategori negara yang ekonominya bergantung pada sumber daya alamnya,” tuturnya. 

Ia juga berpendapat bahwa zero deforestation adalah suatu konsep yang cukup ambisius dan perlu bekerja keras dalam aspek-aspek lain yang berhubungan dengan reforestasi dan rehabilitasi lingkungan. 

Agus Sari selaku Chief Executive Officer di Landscape Indonesia juga mengatakan, banyaknya pebisnis PLTU yang tidak bisa langsung beralih ke energi terbarukan, sebab perlu melalui proses hilirisasi terlebih dahulu.

(Nuur Salsabilaa)