PJ Gubernur Papua Barat Harap Monokwari Jadi Lumbung Padi Pertama di Papua

FAZ • Tuesday, 21 Feb 2023 - 20:01 WIB

Jakarta - Penjabat Gubernur Papua Barat, Komjen Pol. (Purn) Paulus Waterpauw memanen padi yang berlokasi di Jalur 9 Kampung Desay (SP II), Distrik Prafi, Senin (20/2/2023). Pj Gubernur Paulus berharap Monokwari menjadi lumbung pangan di Papua Barat.

Panen raya tersebut merupakan hasil dari pencanangan penanaman bersama Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bersama Pj Gubernur Papua Barat dan Bupati Manokwari pada masa tanam II 2022-2023.

Waterpauw menjelaskan bahwa kebijakan Presiden demi mengantisipasi krisis ekonomi harus dijalankan. Sebab itu, diperlukan semangat bersama untuk memanfaatkan lahan subur dengan baik.

“Panen raya tersebut merupakan hasil dari pencanangan penanaman bersama Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bersama Gubernur Papua Barat dan Bupati Manokwari pada masa tanam II 2022-2023,” ujar Pj Gubernur Waterpauw.

Pj Gubernur Waterpauw melanjutkan bahwa pihaknya telah berkomunikasi terkait untuk membangun satu waduk yang mendukung persawahan di Papua Barat. Namun karena terkendala anggaran besar, terlebih dahulu akan dibuatkan embung.

Dirinya berharap petani yang telah memiliki kompeten dapat menjadi tutor kepada petani masyarakat asli Papua Barat.

“Harapan saya Kepala Dinas dan Kelompok Tani terus tingkatkan stok bahan pangan bagi masyarakat Papua Barat. Sisa lahan nanti kita bangun lumbung pangan pertama di Monokwari ini,” sambungnya.

Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, Jacob Fanataba melaporkan bahwa luas padi sawah Papua Barat menjadi 5.015 hektar dari luas potensial ditanam.

Berdasarkan laporan tersebut seluas 277 hektar telah dicanangkan penanaman oleh Menteri Pertanian beberapa waktu lalu yang telah dipanen sejak 6 Februari 2022.

“Harus hitungan tepat dan dampingi petani supaya Monokwari menjadi lumbung pangan bisa tercapai,” pungkas Jacob.

Diketahui hasil produksi wilayah Prafi, Kampung Desay per hektar mendapat 5,1 ton gabah kering. Setelah penggilingan bersih beras menjadi 2,5 ton.

Adapun kebutuhan beras Papua Barat per tahun sebanyak 49,098 ton dengan jumlah penduduk 577,46 jiwa. Sedangkan perolehan saat ini baru mencapai angka 30.691 ton sehingga masih harus digenjot.