Sido Muncul Alokasikan Capex Rp197 Miliar Untuk Penambahan Alat Produksi

MUS • Friday, 10 Feb 2023 - 17:20 WIB

Semarang - Manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) memastikan telah menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp197 miliar untuk pembeliaan penambahan peralatan produksi modern.

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan dana capex sebesar itu akan digunakan untuk project greenhouse dan modal penambahan peralatan produksi serta peralatan riset dan pengembangan.

Manajemen, tutur David, juga menyiapkan berbagai strategi untuk meningkatkan dan memaksimalkan bisnis sepanjang tahun ini, di antaranya dengan melakukan pengembangan bisnis pada anak-anak perusahaan.

David menambahkan, untuk realisasi penyerapan capex 2022, perusahaan telah melakukan penghitungan keuangan akhir tahun lalu, hingga saat ini telah ditetapkan sebesar Rp197 miliar.

Namun jika mengacu pada laporan keuangan per September 2022, Sido Muncul tercatat telah menggelontorkan Rp102,98 miliar untuk aktivitas investasi.

Selain itu, tutur David, Sido Muncul akan terus melakukan pengembangan produk. Akhir tahun lalu juga telah dirilis produk rempah baru yaitu Sido rempah untuk bisa memenuhi kebutuhan rempah baik konsumen langsung maupun untuk industri pangan.

David menuturkan, Sido Muncul memulai bisnis rempah ini diawali dengan penelitian atau dengan riset, meski rencana pendirian Riset Center sudah diwacanakan sejak 10 tahun.

Dalam Riset Center ke depan akan melakukan berbagai penelitian tanaman obat dan tanaman herbal yang menghasilkan produk jamu ini berbasis ilmiah.

Hasil penelitian yang dilakukan, lanjutnya, juga sebagai upaya untuk menemukan tanaman obat yang berkualitas, mengingat hingga saat ini ribuan tanaman obat di Indonesia belum semuanya dimanfaatkan.

Menurut David, perusahaan juga akan menambah jalur penjualan business to business (B to B) untuk produk herbal bahan baku maupun produk aplikasi, selain pasar ekspor akan terus diperluas ke Afrika Timur, setelah ekspor ke Kenya dimulai.

“Memang kami membidik ke Afrika Timur dengan penetrasi ke Kenya lalu dilanjutkan ke Tanzania dan Uganda untuk produk Tolak Angin dan energy drink,” tutur David.

Selain itu, David menambahkan, Sido Muncul juga mengupayakan peningkatan penjualan di pasar existing dengan menambah produk baru yang sesuai dengan tren dan tingkat kesadaran konsumen pada kesehatan.

“Penyesuaian desain kemasan juga dilakukan supaya produk kami lebih mudah diterima dan resonate dengan konsumen di negara-negara tersebut,” ujarnya.

David melihat prospek bisnis SIDO pada tahun ini cukup positif dan optimistis akan ada kenaikan pendapatan hingga 15% pada 2023.

“Kami menargetkan secara konservatif pendapatan pada 2023 tumbuh 10% sampai 15%. Bahkan optimistis bisa mencapai bahkan diharapkan lebih” tutur David.

David mengatakan potensi pertumbuhan di 2023 didorong beberapa faktor di antaranya kenaikan upah minimum, kenaikan anggaran bantuan sosial, serta mulai bergulirnya tahun politik. Hal ini diyakini bakal meningkatkan daya beli masyarakat.

Sebagai informasi, sejak semester II/2022, SIDO mulai menyebarkan produknya ke sejumlah negara tujuan ekspor baru, khususnya di Kawasan Afrika dan Asia, seperti Ghana, Kamerun, Kenya, Vietnam, hingga China.

SIDO tercatat membukukan penjualan sebesar Rp2,61 triliun per September 2022. Penjualan ini masih lebih rendah 5,85% secara tahunan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,77 triliun.

Hingga akhir September 2022, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih SIDO tercatat sebesar Rp720,44 miliar atau turun 16,75% dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar Rp865,49 miliar. (APb)