Jakarta - Wakil Ketua Umum Golkar Erwin Aksa mengungkapkan perjanjian utang-piutang mantan wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dengan mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebesar Rp 50 miliar. Koordinator Nasional Relawan Perubahan, Kamaludin Enuh ikut merespons pernyataan Erwin Aksa.

“Kalau ada perjanjian utang piutang yang disebutkan, kembali lagi hanya mas Sandi dan pihak-pihak yang mengungkapkan isu tersebut yang bisa menjelaskan kebenarannya. Yang kami heran, mengapa isu perjanjian-perjanjian ini baru muncul ketika nama mas Anies sudah keluar untuk ikut dalam pemilu 2024?” ujar Kamaludin.

Relawan Perubahan sepakat dengan pernyataan Ketua Tim Kecil Anies Baswedan Sudirman Said. Menurutnya, perjanjian tersebut merupakan urusan internal saat kontestasi di DKI Jakarta tahun 2017 terjadi.

“Kami sepakat dengan yang disampaikan mas Sudirman Said, bahwa dalam perjanjiannya, dikatakan kalau pilkadanya menang, utang piutangnya selesai. Perlu digarisbawahi, yang memberi hutang adalah wakilnya sendiri di tahun 2017. Mestinya clear itu urusan internal ketika pilgub DKI Jakarta, karena tujuannya pun untuk biaya logistik, dan Alhamdulillah menang. Tapi kembali lagi mas Sandi sendiri yang perlu menjelaskan maksudnya apa,” tambahnya.

Kamaludin berharap agar pihak yang melempar isu tidak membuat bingung, sehingga masyarakat lebih bijak dan fokus pada kualitas sosok calon presiden di pemilu 2024 kelak guna menciptakan pemilu yang berkualitas.

“Kita semua punya tanggung jawab menghadirkan pemilu yang berkualitas, jadi harus lebih bijak. Jangan sampai ini justru membuat masyarakat terpecah dan kebingungan. Karena sejatinya masyarakat ingin tahu kualitas personal calonnya, bukan isu-isu yang belum jelas," tutup Kamaludin.