Terpilih Sebagai Ketua MDI Jatim, Abdul Halim Gagas Metode Dakwah Ala Walisongo

MUS • Monday, 6 Feb 2023 - 10:25 WIB

Surabaya – Prof. Abdul Halim, ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Majelis Dakwah Islamiyah (DPD MDI) Provinsi Jawa Timur dalam Musywil MDI yang berlangsung di Kantor Golkar Jalan A. Yani Surabaya.

Abdul Halim menjadi calon tunggal sehingga dalam sidang langsung ditetapkan sebagai ketua untuk periode 2023-2028. Perserta Musywil juga berhasil menetapkan tiga formatur mendampingi ketua terpilih untuk Menyusun pengurus lengkap.

Sekretaris DPD MDI Jawa Timur, H.RB. Zaenal Arifin menjelaskan, selain berhasil memilih ketua baru, MDI segera melakukan revitalisasi peran Majelis Dakwah Islamiyah dalam peningkatan kulitas dakwah dan pemberdayaan ekonomi umat.

Dia menyebut bahwa akan ada formula baru, yaitu susunan pengurus wilayah MDI periode 2023-2028 yang nantinya diisi perwakilan organisasi massa Islam besar di Jatim, di antaranya NU, Muhammadiyah, LDII.

“Pesan khusus ini dari Pak Ketua Sarmuji (Ketua DPD Golkar Jatim) dengan harapan ke depan dapat membuat formulasi dakwah Islam berkembang memanfaatkan teknologi untuk menjangkau kaum milenial serta perkembangan zaman, begitu pula tidak meninggalkan dakwah klasik,” urainya.

Dia memperinci bahwa DPD MDI Jawa Timur telah memiliki 30 da’i dan daiyah ternama yang sering memberikan tausiyah, kultum serta khotbah di masjid-masjid hingga media elektronik baik radio maupun televisi.

“Sebelum pandemi setahun sekali kita biasanya melakukan kursus da’i dan daiyah menggandeng lembaga kepemerintahan, Kemenag dan bekerja Dewan Masjid Indonesia untuk penjadwalan tausiyah bagi masjid-masjid yang membutuhkan,” ungkap dia.

Sementara Ketua DPD MDI Jawa Timur Prof. Dr. Abdul Halim mengatakan, dalam kepemimpinannya ke depan akan memberlakukan 5 program kerja diantaranya,  mengajak semua untuk menata niat dengan menyebarkan nilai dakwah yang santun dakwah rahmatan lil alamin dan lainnya.

“Kita bisa bersinergi, berkolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat. Ketiga, dilakukan mapping berbasis wilayah terlebih dahulu. Dengan demikian kita ketahui potensi daerah, kader dakwah apakah sudah cukup atau belum, begitu juga ada perkembangan apa sehingga pada akhir periode dapat terukur,” urainya.

Selain itu menurut Abdul Halim,  era teknologi ini pihaknya akan mengemas pesan dakwah secara digital dan akan melakukan pendekatan dakwah seperti yang dilakukan oleh Walisongo.

“Kita akan melakukan pendekatan melalui kultur budaya misalnya pendekatan sosial dan struktur bisa melakukan pendekatan kekuasaan termasuk melalui pendekatan ekonomi dan seterusnya. Lima hal ini mohon dukungannya dan semoga bisa terwujud,” pungkasnya. (Har)