Insiden PT GNI, Anggota DPD Nilai Akibat Tidak Berpihaknya UU Ciptaker

AKM • Monday, 16 Jan 2023 - 11:37 WIB

Jakarta - Insiden.Bentrok tenaga kerja asing (TKA) China dengan pekerja lokal di smelter PT GNI, Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) menimbulkan keprihatinan. Dimana akibat peristiwa yang terjadi pada Sabtu (14/1) lalu, diketahui telah menewaskan dua orang, satu pekerja lokal dan satu TKA.

Anggota DPD RI asal Sulteng, Abdul Rachman Thaha menyayangkan insiden dugaan kebrutalan TKA China terhadap para pekerja yang ada di Kabupaten Morowali, 

"Saya sangat menyayangkan insiden kebrutalan TKA China terhadap para pekerja yang ada di Kabupaten Morowali," kata Abdul Rachman Thaha yang biasa disapa ART kepada Media, Jakarta, Senin (16/1).

ART menyinggung Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang dianggap memberi karpet merah terhadap pekerja asing, terutama asal Tiongkok.

"Mana keberpihakan kalian terhadap masyarakat Morowali yang teraniaya begini? Negara harus hadir sebagaimana isi Nawacita-nya Jokowi (Presiden Joko Widodo, red)," ucap ART.

Menurut dia, negara dan pemerintah jangan cuma hadir ketika melihat pertambangan strategis di Morowali mendatangkan dana besar.

“Namun, begitu rakyatmu teraniaya, negara yang seharusnya hadir justru bungkam. Sungguh menyakitkan hati," kata ART. 

ART mendorong DPR RI meminta penjelasan pemerintahan Presiden Jokowi atas bentrokan yang terjadi antara TKA dengan pekerja lokal di Morowali.

Selain itu, ART mengajak seluruh anggota DPD RI asal Sulteng untuk datang bersama selekasnya ke Morowali, terutama ke PT GNI yang menjadi lokasi bentrok antarpekerja.

“Kedatangan itu bertujuan untuk bertemu dengan para pekerja Indonesia. Kemudian, melapor kepada kepolisian terkait penganiayaan terhadap para pekerja lokal,” tuturnya.

ART juga meminta gubernur Sulteng, bupati, dan DPRD setempat untuk bersama-sama menyatukan sikap dan merevisi regulasi tentang pertambangan di Sulteng.

"Bahwa pertambangan harus mendatangkan keuntungan jauh lebih besar bagi masyarakat Indonesia yang berada di Sulawesi Tengah. Sekaligus, memastikan bahwa keluarga dari seluruh pekerja Indonesia memperoleh santunan," ucapnya.

Mantan aktivis HMI mengingatkan bahwa investor di Sulteng jangan cuma mengeruk kekayaan sumber daya alam (SDA) tanpa memperhatikan nasib masyarakat di sana.

"Jangan datang, masuk di daerah kami lantas hanya mau menguras hasil alam kami, dan tidak memberikan sebuah asas manfaat bagi daerah kami. Tidak sebanding apa yang kami terima selama ini," tandas ART.