Memaknai Pesan 'Bulan Cinta Laut' untuk Ekonomi Biru

FAZ • Thursday, 29 Dec 2022 - 21:50 WIB

Kesehatan laut tidak lepas dari sampah laut sebagai salah satu penyebab pencemaran di laut. Secara umum sampah di laut berasal dari 2 sumber yaitu sampah yang berasal daratan dan aktivitas manusia sekitar pesisir.


Berdasarkan Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) per 16 Juni 2022 mencatat timbulan sampah Indonesia mencapai 25,6 juta ton/tahun yang berasal dari 207 kabupaten dan kota pada tahun 2021. Melalui data tersebut juga, diketahui bahwa komposisi sampah tertinggi, sebesar 29,5 persen berasal dari sampah sisa makanan dan tertinggi kedua 15,4 persen adalah plastik.


Sampah menjadi masalah krusial yang harus ditangani segera bukan hanya dari pemerintah saja, tetapi perlu adanya sinergi seluruh elemen masyarakat.


Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusung lima program ekonomi biru dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. Program yang mencakup hulu hingga hilir tersebut berupa perluasan kawasan konservasi, penerapan kebijakan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budidaya berkelanjutan, pengelolaan berkelanjutan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta penanganan sampah laut melalui program Bulan Cinta Laut (BCL).

Program BCL dibentuk dalam rangka menjaga kesehatan laut, mencegah pencemaran lingkungan laut dan kerusakan ekosistem perairan.

Rencana Aksi Program BCL sendiri mencakup serangkaian kegiatan yang mempunyai satu benang merah, yaitu menjaga kesehatan laut. Kegiatan tersebut antara lain gerakan bersih pantai dan laut, penyadartahuan kepada generasi muda melalui muatan lokal di sekolah.

Sebelumnya Kick off program BCL telah digelar di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Jumat (28/01/2022) melalui pelaksanaan gerakan bersih pantai dan laut. Diikuti lebih dari 500 peserta, aksi tersebut mencetak hasil yang luar biasa. Hampir satu ton sampah organik maupun anorganik berhasil dikumpulkan hanya dalam waktu sekitar tiga jam. 

Sementara itu, KKP telah menyelenggarakan Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) pada Oktober 2022. Lewat aksi ini, KKP mendorong para nelayan di seluruh Indonesia untuk berkontribusi dalam menjaga kebersihan laut.  Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono melalui konferensi pers Gernas BCL di Jakarta (12/10) mengungkapkan selama periode BCL ini, KKP menginstruksikan kepada para nelayan untuk mengistirahatkan kegiatan melautnya. Sebagai gantinya, mereka diminta untuk 'menangkap' sampah plastik yang berceceran di laut.

Dalam kegiatan puncak Gernas BCL yang diselenggarakan di Taman Bhagawan Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali, Kamis (27/10) lalu. Presiden Joko Widodo melalui tanyangan video sempat menitipkan pesan agar menjaga laut bersih.

"Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut adalah langkah konkret Indonesia dalam menangani sampah plastik di laut. Oleh karenanya, saya mengajak seluruh masyarakat, seluruh nelayan untuk terus cinta laut. Kita wujudkan laut yang bersih, laut yang sehat, untuk Indonesia sejahtera," ujar Presiden Joko Widodo dalam video yang ditayangkan pada puncak Gernas BCL di Badung, Provinsi Bali.

Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya menjaga laut sehat untuk mewujudkan Indonesia sejahtera.  Pesan ini memiliki sarat makna yang kuat, karena laut memiliki mamfaat yang luar biasa untuk kehidupan manusia.

Melalui artikel ini, penulis memaknai kegiatan BCL ini tidak hanya berlaku untuk pesisir saja, tetepi juga menjadi tanggung jawab semua masyarakat yang diperkotaan. Melansir data website https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/ pertanggal 29 Desember 2022 komposisi sampah berdasarkan sumber sampah didominasi oleh sampah rumah tangga sebesar 51,7%. Sementara itu, komposisi sampah berdasarkan jenis sampah didominasi juga oleh sisa makanan yakni sebesar 44,8%. Fakta ini mempresentasikan bahwa sampah laut didominasi oleh sampah yang berasal dari daratan.


Memulai Langkah Kecil

Masyarakat Indonesia harus sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, hal pertama yang dapat dimulai dari rumah melalui pemilahan sampah organik dan anorganik, dengan langkah kecil berikut ini, bisa mengurangi dampak buruk akibat sampah yang tidak dapat terkelola dengan baik.

Langkah berikutnya yang dapat diambil adalah mengedukasi dan mengingatkan kepada orang-orang terdekat kita mulai dari keluarga dirumah, tetangga, dan kolega mengenai pentingnya mengelola sampah dengan baik. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos sebagai penyubur tanaman, sementara itu untuk sampah anorganik bisa diolah lagi menjadi barang perabotan yang lain seperti kerajinan pajangan dan benda lainnya.

Sementara itu, untuk mengedukasi lebih luas lagi, kita dapat menggunakan jari jemari  dalam menyebarkan informasi pengelolaan sampah melalui media sosial kita gunakan, melalui media tersebut, pesan kita dapat mencangkup jaringan yang lebih luas, dan melalui konten yang kita bagikan, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa hasil konten yang kita terbitkan dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.

Selain itu, hal yang dapat kita lakukan dalam mengurangi sampah, yaitu dengan mengurangi sampah plastik sekali pakai, hal ini bisa mengurangi sampah plastik. Butuh waktu puluhan hingga ratusan tahun dalam mengurai sampah plastik. Semua hal itu bisa dilakukan dengan mudah, tetapi hal yang penting yang harus dilakukan dengan cara memulai dari sekarang.

Pranata Humas Kementerian Kelautan dan Perikanan RI - Dianaddin