Sidang Kasus Sambo, Saksi Ahli: Ricky Rizal Bijak Mengelola Emosi dan Tidak Agresif

FAZ • Friday, 23 Dec 2022 - 10:06 WIB

Jakarta - Sidang lanjutan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Yosua Hutabarat, menghadirkan saksi ahli dari Asosiasi Psikologi Forensik (APFISOR) Reni Kusuma Wardhani. Kepada majelis hakim, Reni menyampaikan kesaksian yang menyebut hasil asesmen psikologis yang dilakukan oleh Himpunan Psikolog Indonesia terhadap Terdakwa Ricky Rizal memiliki daya ingat yang baik dan kestabilan pada tingkat emosi.

"Daya ingatnya juga baik dan atas dasar itu ia memiliki kemampuan merespon secara tepat terhadap tekanan dan lingkungan. Emosinya stabil dan memahami dan memiliki satu prinsip," kata Reni di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (21/11/2022).

Reni juga mengungkap, tingkat kecerdasan Ricky secara umum berada di atas rata-rata pada kelompok individu seusianya. Selain itu, Ricky juga dinilai mampu mengaktualisasi diri dengan tingkat intelektual yang responsif dan adaptif terhadap lingkungan.

"Kapasitas dan fungsi memorinya juga baik, kemampuannya tergolong baik di dalam menangkap informasi, menyimpan, dan mengolah, serta mengungkapkannya kembali," jelas dia.

Melalui temuan tersebut, Reni menyatakan Ricky adalah seorang dengan tingkat kepatuhan yang tinggi saat menjalankan perintah.

"Untuk kepatuhannya rata-rata sampai tinggi, memiliki regulasi emosi yang baik dan tidak ditemukan indikator potensi agresivitas" dia  menandasi.

Keluarga Meyakini Hasil Kesaksian Ahli

Menanggapi hasil dari temuan saksi ahli, Agung Laksana selaku adik dari Ricky mengamini hal tersebut. Menurut dia, sang kakak adalah seorang yang bijak dalam bertindak, selau berpikir logis dan rasional terhadap langkah yang akan diambil.

"Dengan kecerdasan yang dimiliki Mas Ricky, kami (keluarga) meyakini dia mengaktualisasikan potensi intelektualnya dengan  konsep diri yang baik," jelas Agung dalam keterangan terpisah.

Agung memastikan, apa yang disampaikan Ricky selama persidangan adalah hal yang apa adanya. Kejujuran yang disampaikan murni tanpa rekaan. Sehingga apa yang didakwakan jaksa tidak seperti kenyataan.

"Mas Ricky selalu tampil apa adanya, memiliki penguasaan emosi yang baik dan tidak agresif. Jadi kecil kemungkinan dia melakukan sesuatu yang didakwakan," yakin Agung.

Termasuk, lanjut Agung, saat meminta senjata Yosua usai bersitegang dengan Kuat Ma'ruf. Hal itu membuktikan ada inisiatif saat menghadapi situasi darurat yang didukung dengan kecerdasannya yang di atas rata-rata dengan tujuan agar tidak ada hal buruk terjadi.

"Bahwa apa yang dilakukan,  pengamanan senjata itu murni karena inisiatif (bukan suruhan atasan) termasuk menolak permintaan menembak Yosua saat dipanggil FS untuk konfirmasi, karena dia memiliki prinsip untuk tidak menuruti perbuatan yang melanggar hukum," Agung menutup.