Bamus Betawi Bersatu, Pemerhati Budaya Apresiasi Strategi Heru Budi Hartono

FAZ • Wednesday, 21 Dec 2022 - 11:58 WIB

Jakarta - Pemerhati budaya Betawi, Lindsey Afsari Puteri menyampaikan apresiasinya kepada Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono yang telah berkontribusi atas bersatunya kembali Badan Musyawarah (Bamus) Betawi dan Bamus Betawi 1982.

Menurut Lindsey, untuk menyatukan dua organisasi besar masyarakat Betawi ini dibutuhkan sosok yang diterima oleh semua kalangan. Apalagi, kata Lindsey, momentum tersebut berlangsung saat suasana politik cenderung tidak mendukung.

"Mas Heru cerdas karena saat itu hampir setiap orang tidak mengira akan ada islah. saya lihat kemarin memang ada momen politik yang kurang mendukung. Tapi ternyata endingnya bikin kita semua takjub, Bamus Betawi merekat dan bersatu," ujar Lindsey di Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Lebih lanjut Lindsey menuturkan, strategi yang dilakukan Heru Budi Hartono tersebut membuktikan bahwa birokrat tulen yang lahir dari rahim Pemprov DKI itu memahami betul corak masyarakat Jakarta.

"Dari aspek sosio politik, mas Heru membuktikan kelasnya bahwa beliau mengerti bagaimana menjunjung dan merawat peradaban Betawi. kita lihat saja, dihormati betul masyarakat Betawi ini oleh mas Heru," katanya.

Ke depan, lanjut Lindsey, dirinya berharap agar Pemprov DKI lebih gencar lagi mensosialisasikan budaya Betawi, salah satunya dengan membuat produk ikonik yang mudah didapatkan oleh para pelancong di Jakarta.

"Misalnya Pemprov membuat semacam maskot atau merchandise khas Betawi yang mudah di dapatkan oleh pendatang atau turis sebagai oleh-oleh atau buah tangan khas Betawi. Lebih bagus lagi itu free ketika mereka masuk Bandara, stasiun dan sebagainya karena ini akan berkesan serta mengenali ikon Betawi," ucapnya.

Selain itu, Lindsey mengungkapkan pentingnya menguatkan seni dan budaya Betawi melalui berbagai event yang dilaksanakan secara rutin dan bergilir, serta melibatkan kelompok milenial dan gen-z, sebagai generasi penerus yang harus melek budaya.

Arus digital, kata Lindsey, berpotensi mendisrupsi sosial dan budaya Indonesia, terutama pada kelompok milenial dan gen-z tersebut, sehingga dikhawatirkan seni dan budaya Betawi terputus di zaman ini.

"Untuk itu peran kita semua bagaimana arus digital ini dimanfaatkan sebaik dan se-bijaksana mungkin agar sosial dan budaya kita tetap terjaga, terutama pada kelompok milenial dan gen-z," sebutnya

"Contoh ya dulu siapa yang enggak kenal Beksi sebagai silat punyanya orang Betawi. Nah anak milenial apalagi gen-z sekarang tuh banyak yang engga tahu apa itu silat Beksi. Maka ini penting di dorong agar warisan leluhur kita tidak lenyap ditelan zaman," pungkasnya.

Seperti diketahui, Bamus Betawi dan Bamus Betawi 1982 memutuskan untuk bersatu di bawah bendera Majelis Amanah Masyarakat Betawi.

Keharmonisan Bamus Betawi dan Bamus Betawi 1982 ditunjukkan saat bertemu dengan Pj Gubernur DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut Heru mengingatkan Bamus Betawi dan Bamus Betawi 1982 untuk selalu menjaga keakraban dan keharmonisan.

"Kita ingin saling menjaga Kota Jakarta, yang harmonis, saling mengerti satu sama lain, serta mengutamakan musyawarah dalam setiap mengambil keputusan. Mari kita pertahankan Jakarta yang harmonis," ujar Heru di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (6/12) lalu.