Pertamina Gandeng Yayasan Kitong Bisa Tuntaskan Stunting Anak Indonesia Lewat Pendidikan

ANP • Thursday, 8 Dec 2022 - 10:12 WIB

SORONG -  PT Pertamina meluncurkan Program pertama pengurangan stunting: “BERSINAR” yang akan menjangkau 1,000 anak Indonesia di daerah terluar, yakni di Papua dan Papua Barat. Untuk melaksanakan proyek ini, Pertamina menggandeng Yayasan Lokal Papua yang telah malang melintang dalam dunia pendidikan dan perkembangan anak: Kitong Bisa, atau yang lebih dikenal dengan Kitong Bisa Foundation (KBF).

Bersinar ialah program yang bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak usia pertumbuhan, yakni 5-12 tahun, lewat serangkaian pelatihan dan pendampingan kepada anak didik dan orang tua terkait pentingnya keseimbangan gizi. . Dalam proyek yang dijalankan selama dua bulan ini, KBF bukan hanya akan memberikan program pendidikan saja, tetapi juga pendampingan asupan gizi terbatas sebagai contoh yang dapat dilihat langsung oleh siswa dan orang tua.

“Saat ini kami juga tengah berdiskusi dengan Nestle dan Youfit, dua perusahaan besar yang memproduksi bahan pangan anak, untuk mendukung visi besar Yayasan Kitong Bisa dalam menurunkan Stunting, dan Pertamina sebagai salah satu BUMN besar di Indonesia, telah menunjukkan komitmennya dan menjadi contoh untuk perusahaan-perusahaan lain di Indonesia”, Ujar Annes Faidiban, Direktur Utama Yayasan Kitong Bisa

Annes juga menerangkan komitmen dari KBF untuk mendukung arahan besar Presiden Joko Widodo menurunkan Stunting hingga 0% di tahun 2024 nanti. Untuk itu KBF akan mengimplementasikan program ini di seluruh pusat belajarnya baik di Papua, maupun di Provinsi-provinsi Lain di Indonesia.

Kegiatan dari Bersinar Project ini akan berjalan selama dua bulan di wilayah Sorong - Papua Barat dan Jayapura - Papua, khususnya di sekiraran tempat pusat belajar Kitong Bisa (KLBC) yang berlokasi dalam area operasi Pertamina. Di mana kondisi umum anak-anak di Papua, khususnya di wilayah yang didamping oleh KBLC umumnya dari anak-anak dari keluarga tidak mampu yang berdampak pada asupan gizi mereka. Berat badan yang tidak sesuai dengan umur, mengindikasikan gejala stunting.Hal tersebut akan berpengaruh pada tumbuh kembang otak anak-anak pada saat pertumbuhan di usia pertumbuhan tersebut.

Apresiasi kepada PT. Pertamina disampaikan oleh Annes, mewaliki KBF dan seluruh pemangku kepentingan di Papua dan Papua Barat atas program yang diluncurkan pertamina ini.
 "Mewakili Kitong Bisa Foundation (KBF) saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan dan perhatian PT. Pertamina, kepada Tanah Papua, khususnya untuk tumbuh kembang anak. Tidak hanya mengedukasi anak-anak, program ini juga melibatkan para orang tua tentang edukasi gizi pada anak. Melalui Coorporate Secretary PT. Pertamina dengan program CSR nya, Bersinar Project ini dapat berjalam," ungkap Annes, sapaan akrab CEO KBF tersebut, melalui keterangan pers secara terpisah.

Pada tanggal 2-3 Desember berlokasi di Sorong - Papua Barat akan dilaksanakan kegkatan di dua tempat yaitu; SD Inpres 66 dan Jalan Kanal Viktory dihadiri oleh anak-anak beserta orang tua dan perwakilan CSR PT. Pertamina dan juga mengundang Dinas Pendidikan dan komunitas pendidikan pendidikan di Papua. Kegiatan serupa juga akan dilaksanakan di Jayapura, tepatnya di sekitar wilayah KBLC Jayapura pada tanggal 13-14 Desember.

Pada sambutannya, Annes Faidiban memberikan motivasi kepada anak-anak dan dan orang tua yang hadir, bahwa apapun yang kita cita-citakan dan impikan dapat tercapai dengan '3B'. Berdoa, Belajar dan Berusaha. "3B tersebut harus kita terapkan dan yakinin dalam kehidupan kita sehari-hari. Saya yakin anak-anak di Indonesia Timur tidak kalah unggul dengan anak-anak yang tinggal di Jawa. Oleh karena itu ade-ade harus gunakan baik-baik, buku yang telah diberikan. Karena buku adalah sumber pengetahuan," pesannya.

Manager Program Pendidikan KBF,  Risa Maulegi, menerangkan bahwa progam ini selain untuk mengembangkan pendidikan dan karakter anak-anak di Papua, tetapi juga megedukasi para orang tua tentang pentingnya asupan gizi pada anak yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

"Dalam program ini, melalui pusat belajar yang kita miliki, akan merangkul masyarakat di wilayah sekitar dengan memberikan media belajar (buku, atk, dll) untuk kebutuhan Pusat Belajar/Kitong Bisa Learning Center (KBLC) yang berkaitan dengan kurikulum RESPECT. Kami juga menciptakan well nourish children (anak dengan tingkat pertumbuhan optimal) dengan pemberian makanan tambahan bergizi dan pelatihan gizi ke ibu / orang tua," jelas Risa.

Untuk diketahui saat ini Kitong Bisa Foundation memiliki 9 KBLC dengan total anak didik mencapai hingga 1,000 peserta. Pembelajaran yang diterapkan di Pusat Belajar, yakni Literasi Baca-Tulis, Bahasa Inggris, Karakter RESPECT (Responsibility, Entrepreneurial, Social, Power, Environtment, Culture, Technology) dan materi yang disesuaikan dengan minat, bakat serta pengembangan diri sesuai dengan kebutuhan di masyarakat setempat.

Tenaga pengajar Pusat Belajar/KBLC terdiri dari Bapak/Ibu Guru/Pemuda/Masyarakat setempat/Mahasiswa. Siswa dalam Pusat Belajar/ KBLC terdiri dari berbagai jenis umur, dan kondisi anak mulai dari anak putus sekolah dan atau anak yang ingin mengembangkan kemampuan dan keterampilan di bidang Literasi, Bahasa Inggris, dan Karakter sampai dengan numerasi terlibat aktif dalam KBLC.