Internasional Economix Ke-20: Mendefinisi Ulang Jalan Kerja Sama Global di Tengah Krisis Ekonomi dan Politik

MUS • Thursday, 1 Dec 2022 - 17:59 WIB

Jakarta - 20th Economix, penyelenggara kompetisi, MUN, dan seminar ekonomi terbesar yang diadakan oleh mahasiswa di Indonesia, kembali menggelaflr seminar internasional dengan mengangkat tema “Redefining the Pathways of Global Cooperation: Striving towards Resilience amidst Economic and Political Crises” pada hari Selasa, 29 November 2022 di Auditorium FEB UI, Depok, Jawa Barat dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Economix FEB UI.       

Richard Kozul-Wright, selaku Director of the Globalization and Development Strategies Division in United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) mengawali sambutannya dengan menyatakan, bahwa ekonomi global sedang mengalami krisis berlipat ganda dari adanya dampak jangka panjang pandemi dan konflik geopolitik Rusia-Ukraina. 

Pendapatan di bawah tahun 2019, tingkat pertumbuhan yang melemah, biaya hidup yang meningkat, rantai pasok yang terdistorsi, anggaran pemerintah yang mengalami tekanan, dan sistem keuangan yang terguncang adalah beberapa di antara dampak yang dapat dilihat di perekonomian global. 

Setelah pembukaan oleh Richard, acara dilanjutkan dengan sesi keynote speaker pertama yaitu pemaparan oleh Daria Taglioni, selaku Research Manager, Trade and International Integration, Development Research Group di World Bank. 

Richard membawakan materi yang bertopik “Refining Global Trade and Connectivity” dan membuka pemaparannya yang berfokus kepada techno-nationalism, low carbon technology, dan climate-critical minerals, ia mengatakan bahwa sektor Global Value Chains seperti peralatan transportasi, elektronik, dan perlengkapan kantor, mengalami penurunan drastis di awal masa krisis.     

Presiden komisaris dari Telkom Indonesia dan juga salah satu pembicara inti, yaitu Bambang Brodjonegoro, memaparkan mengenai ekonomi global yang tangguh. Tema ini sangat relevan di situasi dunia saat ini dimana pandemi COVID-19 dan perang di Ukraina yang menyebabkan ekonomi global mengalami penurunan.

Bambang menyatakan, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat dari 6,0 persen pada 2021 menjadi 3,2 persen pada tahun 2022 dan 2,7 persen pada tahun 2023.      

International Monetary Fund (IMF), juga mengirimkan perwakilannya sebagai pembicara inti dalam acara ini, yaitu James P. Walsh, selaku perwakilan residen senior IMF untuk Indonesia. James membahas mengenai “Mencapai Ketahanan Makroekonomi Secara Global”. 

Ia pun menyinggung mengenai acara G20 yang baru-baru ini diselenggarakan di Bali, yang berlangsung pada tanggal 15-16 November 2022. James pun menjelaskan  beberapa poin kunci pada deklarasi pemimpin G20 Bali, seperti mendukung perdagangan agar fungsinya dapat berjalan dengan baik dengan cara menghilangkan batasan-batasan yang ada, tidak membiarkan proteksionisme, dan mengalihkan dunia ke dalam blok-blok yang terpisah.     

Seminar dari Economix FEB UI ditutup dengan pemaparan oleh Denis Hew, selaku direktur pendukungan kebijakan di APEC, atau Asia Pacific Economic Cooperation. Ia menyampaikan, prediksi kondisi ekonomi dan tantangan yang harus dihadapi oleh negara-negara di Asia Pasifik. 

Dennis menambahkan, perbandingan PDB APEC dengan ekonomi dunia secara keseluruhan, Inflasi yang dialami APEC, serta kondisi perdagangan yang terjadi. (HIL)