Pengamat Nilai Kode Jokowi Pas untuk Ganjar: Dia Tidak Suka Bangun Gedung Megah

ANP • Monday, 28 Nov 2022 - 18:06 WIB

JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta relawan mendukung pemimpin yang selalu memikirkan rakyat. Kode-kode Jokowi dianggap mengarah ke sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Benarkah Ganjar selalu memikirkan rakyat dalam setiap program pembangunannya?
 
Pengamat politik yang juga Dosen FISIP, Universitas Budi Luhur, Fahlesa Munabari mengatakan, sepanjang dua periode kepemimpinan Ganjar di Jawa Tengah memang lebih banyak membuat program yang bermuara pada kepentingan rakyat. “Ganjar ini tipikal pemimpin yang tidak suka membangun gedung megah, bangunan-bangunan besar, mercusuar. Tapi bangun sekolah, bangun pasar, bangun embung, irigasi, yang begitu-begitu,” katanya, Minggu (27/11).
 
Fahlesa mencontohkan program 1000 embung yang digagas Ganjar. Saat ini berdasarkan catatannya, Ganjar sudah berhasil membangun 1135 embung di berbagai daerah di Jateng. Embung-embung itu digunakan untuk pengairan areal pertanian, pengendalian banjir, dan mencukupi air minum di daerah kekeringan.
 
“Dari sisi bangunan mungkin tidak terlihat wah, tidak luar biasa, ya embung kan gitu-gitu saja, tidak mahal juga. Tapi berguna dan bermanfaat untuk petani dan warga desa,” jelasnya.
 
Contoh lain ketika Ganjar membangun sekolah khusus untuk siswa dari keluarga tidak mampu. Sekolah Bernama SMK Jawa Tengah itu dibangun di Kota Semarang, Purbalingga, dan Pati. Seluruh siswa di tiga sekolah ini dari warga tidak mampu. Seluruh biaya belajar dari buku, seragam, bahkan asramanya gratis.
 
“Ketika lulus pun masih dicarikan kerja di perusahaan bonafit, ada yang sampai ke Jepang juga. Setelah kerja siswa ini langsung mengangkat ekonomi keluarganya karena gajinya bagus. Jadi dari bangun sekolah, Ganjar menarget pengentasan kemiskinan,” paparnya.
 
Selain itu Ganjar juga sering turun ke bawah menemui masyarakat. Program-program seperti tidur di rumah warga, gubernur mengajar, ngopi bareng warga desa, menggambarkan kedekatan gubernur dengan rakyatnya.
 
Dari sisi ekonomi, lanjut Fahlesa, Ganjar merevitalisasi 80-an pasar tradisional, membangun jalan-jalan desa untuk memudahkan akses produk pertanian. “Dia (Ganjar) bikin juga itu pembiayaan usaha dengan bunga ringan dan program promosi UMKM di Lapak Ganjar,” terangnya.
 
Program-program tersebut, menurut Fahlesa, sebenarnya secara teori popularitas tidak menguntungkan Ganjar. Sebab publik umum lebih menyorot kepala daerah yang punya program mercusuar atau membangun gedung-gedung besar. Kepala daerah yang tak bangun Gedung megah atau yang berbentuk fisik, dianggap tidak berprestasi karena legacy-nya tidak terlihat.
 
Tapi Ganjar tidak peduli itu. “Ganjar tidak peduli dianggap tidak berprestasi, ia lebih memikirkan rakyatnya, bagaimana rakyatnya sejahtera, bagaimana rakyatnya bahagia. Ini mungkin yang dimaksud Pak Jokowi sebagai ‘pemimpin yang memikirkan rakyat’,” kata Fahlesa.
 
Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam Silaturahmi Relawan Nasional “Nusantara Bersatu” memberi kode keras tentang sosok pilihannya pada Pilpres 2024. Jokowi menyebut rakyat harus mencari pemimpin yang memikirkan rakyatnya.
 
"Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada. Ada itu," kata Jokowi dalam acara Gerakan Nusantara Bersatu yang digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11).

Jokowi juga meminta relawan untuk hati-hati memilih pemimpin yang berwajah 'cling'. Jika pemimpin tak ada kerutan di wajah, Jokowi meminta relawan hati-hati.

"Saya ulang. Jadi, pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya. Kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya hati-hati. Lihat juga, lihat rambutnya kalau putih semua 'wah mikir rakyat ini'," katanya.