Cegah Penyebaran LSD, Gubernur Jatim Beri Instruksi Khusus pada Kepala Daerah

MUS • Monday, 7 Nov 2022 - 15:36 WIB

Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta para peternak sapi di Jatim mulai membangun kewaspadaan untuk mewaspadai penyakit baru bernama Lumpy Skin Disease (LSD). Terutama karena sejak dua pekan lalu kasus LSD telah ditemukan di Kendal Jawa Tengah. 

Sebagaimana diketahui LSD adalah penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus pox. Penyakit LSD menyerang hewan sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia liar. 

“Dua minggu lalu kasus LSD sudah dilaporkan masuk di Kendal, Jawa Tengah. Maka kita harus segera melakukan langkah-langkah antisipatif dan membangun kewaspadaan, jangan sampai LSD masuk Jatim,” kata Khofifah.

Untuk itu, Gubernur Khofifah meminta seluruh kepada daerah utamanya kepala dinas peternakan kab/kota di Jatim agar mengambil tindakan konkrit agar penyakit LSD tidak sampai masuk ke Jatim. 

Langkah kongkrit yang dimaksud adalah dengan mempercepat vaksinasi LSD pada sapi perah maupun sapi potong di Jatim.

“Belajar dari penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sebaiknya sapi di Jatim segera divaksin baik sapi potong maupun sapi perah,” ujarnya. 

Dikatakan Gubernur Khofifah, penyebaran penyakit ini berbeda dengan PMK. Penyakit PMK penyebarannya melalui udara, sedangkan LSD ditularkan oleh vektor meliputi nyamuk, lalat penghisap darah dan juga caplak. 

“Informasi yang kami dapat penyakit LSD ini cepat sekali menular dari kandang hewan sapi, dibandingkan dengan sapi lepas atau extensi,” katanya. 

Meskipun tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia, Khofifah menegaskan, LSD berpotensi menimbulkan kerugian yang besar. Kerugian yang ditimbulkan sapi antara lain kehilangan berat badan karena hewan tidak bernafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran dan kerusakan pada kulit. 

“Kalau sapi sudah terinfeksi LSD maka akan kehilangan nafsu makan, sehingga dagingnya menurun, selain itu dan susunya tidak bisa diproduksi lagi,” tuturnya.  

Prof Wiku Adisasmito  dari BNPB mengatakan vaksin LSD masih terbatas. Sebab, produksi vaksin ada di Afrika Selatan dan Mesir. Namun, saat ini Pemerintah Australia sudah membantu dan menyiapkan 400 ribu dosis vaksin untuk wilayah Sumatra dan sudah dimintakan untuk Jatim sekitar 300 ribuan dosis vaksin tetapi minggu ini baru akan dikirim 50.000. Dan pemerintah menyediakan secara gratis.

“Jadi sekali suntik bisa memberikan perlindungan untuk satu tahun. Kita bisa belajar dari pengalaman PMK yang telat, sebisa mungkin sapi kita di Jatim harus lebih cepat diberikan perlindungan dari penyakit LSD tanpa menunggu penyakitnya menyerang sapi baru divaksin maka akan telat sekali perlindungannya,” pungkasnya. (Her)