Cara Bank Muamalat Tingkatkan Literasi dan Sosialisasi Keuangan Syariah

FAZ • Friday, 4 Nov 2022 - 20:08 WIB
Chief Human Capital Officer PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Riksa Prakoso

Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mendukung Bulan Inklusi Keuangan, salah satunya meluncurkan program literasi pengembangan kompetensi sumber daya insani di era digitalisasi dalam rangka mendukung pemerintah dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia pada 2045.

Menurut hasil survei terkini dari OJK menunjukkan tingkat literasi keuangan mencapai 49,9% dan tingkat inklusi keuangan sebesar 84,2%. Ditargetkan, indeks literasi dan inklusi keuangan di tahun 2024 mendatang mencapai 90%. Adapun untuk tingkat literasi keuangan syariah pada 2022 ini sebesar 23,3%.

Chief Human Capital Officer Bank Muamalat Riksa Prakoso menyampaikan, kegiatan literasi dan sosialisasi terkait ekonomi dan keuangan syariah tidak dapat dilakukan secara parsial. Kolaborasi antar pihak seperti pelaku industri perbankan syariah, regulator, lembaga pendidikan, akademisi, dan kementerian/lembaga lainnya perlu lebih masif agar terjadi keselarasan pemahaman di masyarakat.

“Kami di Bank Muamalat memiliki visi menjadi bank syariah yang terdepan. Oleh karena itu perlu didukung oleh sumber daya insani yang kompeten dan berdaya saing global, sehingga kami tanamkan nilai-nilai IDEAL (Islami, Modern, dan Profesional). Sebagai contoh, peluncuran program virtual internship merupakan salah satu komitmen dari Bank Muamalat untuk menghasilkan talent-talent terbaik sebagai penerus di masa mendatang. Selain itu, untuk mendukung pemerintah pada salah satu program dari merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) Kemendikbud,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Muamalat Institute Anton Hendrianto mengungkapkan bahwa peluncuran program literasi bersama ini meliputi tiga program, yaitu Program Virtual Internship yang ada di Bank Muamalat untuk sejumlah posisi seperti Business Intelligence Analyst, UI/UX designer, Full Stack Developer, Product Development, dan Digital Marketing.

Program kedua yang diluncurkan adalah Muamalat Institute Business Innovation Incubator melalui kompetisi bisnis berupa pendanaan bagi pelajar di tingkat pendidikan atas dan juga pendidikan tinggi untuk memupuk jiwa kewirausahaan dan menciptakan ide bisnis ke dalam suatu produk. Hal ini bertujuan untuk menambah kompetensi serta wawasan bagi pelajar karena mereka didampingi oleh para mentor yang profesional dan berpengalaman dalam dunia start up.

Program ketiga adalah peluncuran program pembelajaran berbasis digital melalui Learning Management System (LMS) bagi para guru di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru di Indonesia. Dalam LMS ini, para guru dapat mengakses berbagai modul terkait keuangan syariah seperti perbankan syariah, dan industri halal dari berbagai klaster seperti makanan minuman, rekreasi, farmasi, dan lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat berharap ke depannya, program sinergi kolaborasi terkait ekonomi dan keuangan syariah seperti ini dapat berkesinambungan dan dilakukan secara masif oleh seluruh pihak. Tentunya sumber daya insani yang kompeten merupakan suatu pendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah serta industri halal.

“Hal ini mendukung penguatan dan integrasi antar sektor sehingga selanjutnya ekosistem ekonomi dan keuangan syariah dapat semakin kuat,” ujarnya.