Laba Sido Muncul Bakal Terkoreksi Akibat Lonjakan Harga Bahan Baku 

MUS • Thursday, 27 Oct 2022 - 19:03 WIB

Semarang – Manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) memprediksikan kinerja Sido Muncul akan terjadi penurunan dengan penjualan melemah hingga akhir 2022, akibat lonjakan harga bahan baku yang terus berlanjut. 

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan penurunan selain akibat melonjak sejumlah harga komponen bahan baku impor kebutuhan produksi, juga perubahan perilaku perubahan konsumen, di tengah menguatnya nilai dolar AS terhadap Rupiah.

“Semuanya berubah dengan cepat. Selain perilaku konsumen dan melonjaknya harga komponen bahan baku impor yang semakin tak terkendali hingga mencapai lebih dari 100%,” ujar David seusai Penandatangan MOU antara PLN dan Sido Muncul untuk pembelian REC di Agro Wisata Pabrik Sido Muncul, Bergas, Kabupaten Semarang, Rabu (26/10).

Namun, tutur David, pendapatan laba masih masih mengalami kenaikan jika dibanding pendapatan pada 2020, meski  kinerja penjualan pada Semester I/2022 turun 2,58% menjadi Rp1,61 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp1,65 triliun David.

David menambahkan, kenaikan inflasi juga mengakibatkan melemahnya daya beli masyarakat dan menjadi salah faktor kendala penjualan produk Sido Muncul yang harus di tanggulangi dengan melakukan inisitif baru .

Laba bersih SIDO Semeseter I/2022 tercatat turun 11,24% secara tahunan menjadi Rp445,59 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mampu mencapai Rp502 miliar.

David menuturkan pendapatan SIDO semester I/2022 memang mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan periode yang sama 2021.

Pada 2021 lonjakan permintaan, lanjutnya, benar-benar luar biasa, tidak bisa dibandingkan dengan kondisi penjualan normal. Alasannya, kondisi pandemi saat itu benar-benar membuat masyarakat panik dan membeli produk-produk kesehatan. 

“Sementara ketersediaan bahan baku saat itu juga terbatas, khususnya bahan ex impor, bahkan tahun ini harga bahan baku dari negara pemasok melonjak tajam yang bakal berimbas pada pencapaian target terkoreksi,” tutur David.

Menurutnya, penurunan profitabilitas karena adanya kenaikan harga bahan baku yang telah bergerak naik sejak awal tahun. Sayangnya, kenaikan harga jual beberapa produk efektif pada awal kuartal II/2022, sehingga dampak kenaikan harga jual menutupi kenaikan harga bahan baku kurang begitu terasa namun dengan rencana kenaikan harga jual yang akan datang  diharapkan dapat memperbaiki profitabilitas perusahaan.

“Profitabilitas laba bersih pada semester II/2022 ini diharapkan akan meningkat dari semester I/2022,” ujarnya.

Selain itu, tutur David, SIDO masih dalam proses melakukan evaluasi dan jika diperlukan melakukan revisi target 2022. (Apb)