AWS Luncurkan AWS Data Lab di ASEAN untuk Bantu Organisasi Mengakselerasi Kematangan Data

MUS • Thursday, 20 Oct 2022 - 21:12 WIB

Jakarta - Selama satu tahun ke depan, jumlah pekerja Indonesia yang membutuhkan pelatihan keterampilan digital untuk mendukung pekerjaan mereka diproyeksikan meningkat sebanyak 17,2 juta orang, mewakili 13% dari jumlah angkatan kerja Indonesia . Namun, hampir separuh organisasi di Indonesia (44%) mengeluhkan kurangnya akses ke sumber daya terampil, yang mereka anggap sebagai hambatan dalam mengembangkan kemampuan data dan analitik mereka. 

Menurut laporan tersebut, 37% dari organisasi yang disurvei lebih memilih untuk meningkatkan keterampilan karyawan mereka saat ini dan mengembangkan kemampuan data dan analitik mereka, sementara 29% lain memilih mengakuisisi keterampilan dengan merekrut talenta baru. 

Kini fokus AWS adalah untuk meruntuhkan berbagai perintang tersebut, dan membantu organisasi dalam menjembatani kesenjangan kematangan data serta meningkatkan keterampilan karyawan mereka dalam hal analitik data. Guna membantu lebih banyak organisasi mengakselerasi peningkatan kematangan data mereka, AWS hari ini mengumumkan peluncuran AWS Data Lab di ASEAN. 

AWS Data Lab adalah program gratis yang mempertemukan pelanggan dengan pakar data AWS untuk memecahkan tantangan data yang kompleks dengan cara yang nyata, menggunakan solusi AWS. Dalam skema kerja sama ini, Arsitek Solusi dari AWS Data Lab dan pakar layanan AWS akan mendampingi pelanggan dengan memberikan panduan, berbagi praktik terbaik, dan menghilangkan hambatan teknis. 

Sebagai hasilnya, pelanggan akan mendapatkan sebuah purwarupa yang sesuai dengan kebutuhan mereka, jalur menuju produksi, dan pengetahuan yang lebih dalam tentang layanan AWS. AWS Data Lab di ASEAN merupakan bagian dari jaringan lab global termasuk di Australia, Selandia Baru, Brasil, Korea, Inggris Raya, dan Amerika Serikat.

AWS memiliki komitmen tinggi untuk membantu Indonesia mengatasi kekurangan talenta dengan keterampilan digital dan cloud melalui pendidikan digital. AWS telah melatih lebih dari 300.000 individu di Indonesia dan membekali mereka dengan keterampilan cloud sejak 2017. 

AWS menawarkan berbagai kursus digital mandiri seperti Data Analytics Fundamentals (Dasar-dasar Analitik Data) serta sertifikasi yang diakui industri seperti kredensial AWS Certified Data Analytics, yang ditujukan bagi individu yang memiliki pengalaman dan keahlian bekerja dengan layanan AWS untuk merancang, membangun, mengamankan, dan memelihara solusi analitik.

“Data dapat menjadi sumber pertumbuhan yang sangat berharga bagi organisasi di Indonesia. Kuncinya adalah mengenali nilai inheren dari data, menganalisisnya secara efektif, dan menciptakan sebuah budaya berbasis data. AWS berkomitmen untuk membantu pelanggan di Indonesia, di manapun saat ini mereka berada dalam tingkat kematangan data, dalam memanfaatkan skalabilitas, efisiensi biaya, dan keamanan cloud untuk menerapkan proyek data dengan skala lebih besar, dan menyatukan data mereka guna mendorong produktivitas serta untuk berinovasi atas nama pelanggan,” kata Gunawan Susanto selaku Country Manager AWS Indonesia. 

Gunawan menambahkan, dengan membangun keterampilan analitik data internal, yang mungkin dilakukan dengan cara meningkatkan keterampilan staf yang ada saat ini melalui pelatihan di tempat kerja dan kursus pelatihan atau kemitraan dengan berbagai organisasi lainnya, organisasi juga akan mendapat manfaat tambahan. 

"Kami sangat senang dapat memperluas cakupan layanan AWS Data Lab di ASEAN untuk membantu pelanggan di Indonesia menjembatani kesenjangan kematangan data serta mengakselerasi peningkatan kematangan data mereka di AWS. Seiring dengan meningkatnya kematangan data organisasi di Indonesia, mereka akan mampu menciptakan cara-cara baru untuk memecahkan masalah dan membangun pengalaman pelanggan, yang pada akhirnya akan mengarah pada terobosan di semua bidang termasuk kesehatan, e-commerce, dan operasi manufaktur," ungkapnya.

RupaRupa, sejak tahun 2021 memusatkan para pakar data ke dalam satu tim, dan ini merupakan langkah penting untuk mendorong konsistensi dalam seluruh metode pengumpulan data, serta mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan wawasan (insight) yang relevan. 

“Sebagai sebuah tim, fokus kami adalah untuk menjalankan bukti konsep pada AWS, yang memungkinkan kami untuk bereksperimen dengan cepat tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya overhead, serta untuk mendapatkan dukungan dari manajemen senior seiring dengan berkembangnya kemampuan tim kami," ungkap Maulana Christanto selaku Chief Experience & Analytics Officer RupaRupa. 

Maulana menambahkan, sebagai contoh, memanfaatkan teknologi pembelajaran mesin seperti Amazon Personalize untuk memberikan rekomendasi produk pilihan kepada pelanggan, berdasarkan minat belanja mereka di situs web. Inovasi ini ternyata berhasil meningkatkan rasio klik-tayang (click-through) untuk rekomendasi produk, dari 5% hingga 9%, dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik dengan mengutamakan kebutuhan mereka.

"Kami sangat gembira melihat bagaimana tim data kami di RupaRupa terus berkembang dari hanya dua orang di tahun 2019 menjadi sekarang lebih dari 20 orang. Untuk terus meningkatkan kemampuan data kami, kami fokus menyempurnakan fitur analitik prediktif dan personalisasi kami, sembari memanfaatkan data secara lebih efektif dalam proses manajemen rantai pasokan kami, yang secara keseluruhan akan membantu peningkatan efisiensi biaya di seluruh bisnis kami," tutupnya. (Fan)