Seniman Disabilitas Pamerkan Hasil Karya kepada Perwakilan Negara Asia-Pasifik

ANP • Thursday, 20 Oct 2022 - 07:11 WIB

JAKARTA -- Jari jemari Wawang Sunarya seperti punya mata. Mengepal-kepal limbah kertas. Dibentuk bulatan-bulatan. Tak butuh waktu lama, hasil kerjanya berubah menjadi sosok boneka mungil, alias _action figure_ .

Perlu dicatat, pekerjaan itu dilakukan Wawang tanpa dituntun sketsa. Di tangan pria 40 tahun itu, limbah kertas tak dilirik kini jadi barang bernilai tinggi.

Saat ditemui, penyandang disabilitas fisik ini sedang serius menyiapkan _action figure_. Ia persiapkan karyanya itu untuk dibawa ke arena pameran di Sentra Terpadu Inten Soeweno Bogor pada 21 Oktober 2022.

"Ini saya sedang siapkan beberapa miniatur _action figure_. Saya akan persembahkan di pameran," katanya sambil meraih tongkat kruk sebagai alat bantunya berjalan menuju meja dimana miniatur siap dijemur.

Pameran yang dimaksud merupakan rangkaian  acara Pertemuan Tingkat Tinggi Asia-Pasifik untuk Penyandang Disabilitas dengan nama _High-level Intergovernmental Meeting on the Final Review of the Asian and Pacific Decade of Persons with Disabilities_ (HLIGM-APDPD) yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta pada 19-21 Oktober 2022.

Di ajang internasional ini, sebanyak 53 delegasi negara anggota _United Nation Economic and Social Commision for Asia and The Pasific_ (UNESCAP) dan 9 negara asosiasi terintegrasi secara _hybrid_. Para delegasi yang hadir akan melihat hasil karya Wawang. Ini merupakan prestasi kesekian yang ditorehkan pria yang akrab disapa Wawang.

Kehadirannya di pameran menjadi salah satu bukti komitmen pemerintah Indonesia dalam memenuhi hak-hak penyandang disabilitas untuk berkarya dan memiliki peluang yang sama dalam dunia usaha.

Sebagai alumni Sentra Terpadu Inten Soeweno Milik Kementerian Sosial (Kemensos) tahun 2009, Wawang mendapat berbagai kesempatan kerja di beberapa perusahaan. Sambil kerja, ia menekuni hobinya membuat  _action figure_.

Tahun 2012, ia mendapatkan tawaran dari seorang kawan untuk mengikuti pameran dan bazaar. Tak disangka, keisengannya berbuah manis. Produknya laris manis. Sejurus, muncul ide menekuni hobinya menjadi kegiatan usaha untuk memperbaiki ekonomi keluarga.

Awal mula membuka usaha pembuatan minatur _action figure_, Wawang mendapat dukungan modal usaha dari Kementerian Sosial sebesar Rp. 5 juta tahun 2012. Dukungan ini membuatnya semakin percaya diri untuk memasarkan hasil karyanya di Srengseng, Kembangan Jakarta Barat dan di Kampung Betawi, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Harga miniatur _action figure_ ukuran kecil dibandrol Rp50-100 ribu.  _Action figure_ termahal yang pernah dijualnya seharga Rp5 juta. Ini sesuai dengan tingkat kesulitan dan ukuran _action figure_ yang dipesan, mulai dari superhero dalam negeri, superhero luar negeri dan karakter lainnya sesuai pesanan.

Pria kelahiran Bogor ini memproduksi miniatur di hari kerja dan memasarkannya di hari Sabtu dan Minggu. Selain di Kampung Betawi, produknya dipasarkan di dinas koperasi DKI Jakarta dan pernah dipasarkan di _International Handycraft Trade Fair_ (INACRAFT) di _Jakarta Convention Center_ Senayan tahun 2016. Kini pemasaran dilakukan juga secara online melalui Instagram.

Usahanya sempat _collaps_ dihadang gelombang Pandemi Covid-19. Wawang bingung karena usaha inilah yang menjadi sumber utama penghasilannya.

Namun Wawang enggan tumbang. Pandemi tak menghentikan langkahnya untuk terus mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai kesempatan pelatihan wirausaha. Berkat semangat pantang menyerah, ia menyabet penghargaan peserta berprestasi pada Event _Reach Independence & Sustainable Entrepreneurship_ yang digelar oleh MayBank.

Selain itu, usahanya masuk 10 besar nasional Difabisa tahun 2021 yang diinisiasi oleh _Astra Disability Connection Program_ dan mendapat tambahan modal untuk pengembangan usahanya.

Selain penghargaan bagi usahanya, Wawang juga merupakan atlet renang dan berhasil mendapat juara 3 Nomor 50M Gaya Dada S7 Putra di Kejuaraan Paraswimming Se-Jawa Barat Tahun 2022.

Sederet prestasi yang ia torehkan menjadi bukti bahwa disabilitas bisa berdaya. "Saya cuma ingin membuktikan, kalau disabilitas bisa mandiri dan apa yang mereka lakukan bisa saya lakukan juga," tuturnya.

Prestasi dan keberhasilan usahanya pun membuatnya wara wiri di berbagai stasiun TV, berbagi pengalaman menginspirasi dan juga memotivasi.

Kemensos terus mendukung pengembangan usaha Wawang Dengan memberikan bantuan motor roda tiga sebagai salah satu implementasi Program Indonesia Melangkah. Wawang akan menjual hasil karyanya dengan keliling menggunakan motor roda tiga.

Ia berharap usahanya bisa semakin berkembang dan bisa memberdayakan teman-teman penyandang disabilitas lainnya.