Diminta Eksekusi Mati Yosua, Bharada E ke Ferdy Sambo: Siap Komandan!

MUS • Monday, 17 Oct 2022 - 12:29 WIB

Jakarta - Jaksa Penuntut Umum (JPU) membacakan dakwaanya untuk Ferdy Sambo di PN Jakarta Selatan terkait dugaan kasus pembunuhan terhadap Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Dalam dakwaan, diketahui kalau Ferdy Sambo menyusun strategi untuk merampas nyawa Brigadir J dan meminta Bharada E alias Richard Eliezer untuk menembak Brigadir J.

"Terdakwa Ferdy Sambo mengutarakan niat jahatnya dengan bertanya pada Richard Eliezer, berani kamu tembak Yosua (Brigadir J)? Richard Eliezer menyatakan kesediaannya, siap komandan," ujar JPU di persidangan, Senin (17/10/2022).

Adapun dakwaan itu dibacakan oleh puluhan JPU secara bergantian di ruangan persidangan. Terdakwa Ferdy Sambo yang mengenakan baju batik warna cokelat itu duduk di kursi terdakwa di hadapan majelis dan juga kuasa hukumnya.

Cerita Ferdy Sambo saat meminta Bharada E menembak Brigadir J terjadi dengan diawali cerita Bripka Ricky yang menolak menembak Brigadir J. Ferdy Sambo lantas meminta Bripka Ricky untuk memanggil Bharada E, Bripka Ricky yang sudah mengetahui niat jahat Ferdy Sambo itu tak menghentikan upaya tersebut, malah mendukungnya.

Selain itu, Bripka Ricky juga tak menjelaskan rencana tersebut saat memanggil Bharada E dan tak berupaya menyuruh Bharada E untuk menolak permintaan Ferdy Sambo. Bripka Ricky hanya memanggil Bharada E sambil menyembunyikan rencana jahat Ferdy Sambo.

"Richard Eliezer naik ke lantai 3 menggunakan lift untuk menemui Ferdy Sambo yang sedang duduk di sofa panjang ruang keluarga. Richard Eliezer lalu duduk di sofa tunggal dekat Ferdy Sambo yang selanjutnya Ferdy Sambo menjelaskan kejadian tanggal 7 Juli 2022 di Magelang sebagaimana cerita sepihak dari Putri Candrawathi yang belum pasti kebenarannya," tutur JPU.

Setelah menerima penjelasan dari Ferdy Sambo, Bharada E tergerak hatinya untuk turut menyatukan kehendaknya. Adapun Putri yang mendengar percakapan keduanya lantas keluar dari kamarnya dan duduk di samping Ferdy Sambo dan ikut terlibat pembicaraan tersebut.

Setelah Bharada E setuju menembak Brigadir J, Ferdy Sambo lantas menyerahkan 1 kotak peluru 9 mm yang telah dipersiapkan Ferdy Sambo. Ferdy Sambo juga meminta Bharada E menambahkan amunisi pada Magazine senjata api merk Glock 17 Nomor seri MPY851 milik Bharada S tersebut, yang mana awalnya berisi 7 butir peluru 9 mm ditambah 8 butir peluru 9 mm.