Gerakan Sedekah dan Kolekte Sampah Indonesia Diluncurkan di Labuan Bajo

MUS • Monday, 17 Oct 2022 - 06:01 WIB

Labuan Bajo - Gerakan Sedekah dan Kolekte Sampah Indonesia atau Gradasi diluncurkan di Labuan Bajo, Jumat (14/10/2022). Tujuannya, mewujudkan laut yang lebih bersih dan berkelanjutan. 

Kampanye di salah satu destinasi super prioritas Indonesia tersebut, didorong oleh  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pemerintah Kabupaten Labuan Bajo, Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL), dan United Nations Development Programme (UNDP). 

Dalan seremoni peluncuran di Kantor Bupati Manggarai Barat - Nusa Tenggara Timur, UNDP turut mengajak umat dan pemuka lintas agama untuk mengurangi bahkan menyetop penggunaan sampah plastik. 

"Di laut seluruh dunia terdapat 5 triliun potongan plastik. Kita hanya melihat 1 persen di antaranya yang mengapung di permukaan. Sekarang kita punya 3 triliun ikan jadi kita hampir melipatgandakan jumlah plastik dibanding ikan," ungkap Asisten Sekjen PBB dan Direktur Regional UNDP untuk Asia Pasifik, Kanni Wignaraja. 

Jika terus seperti itu pada tahun 2050, menurut para ahli, kita tak akan lagi memiliki ikan di laut, dan manusia diperkirakan akan mengonsumsi plastik. Karenanya, Kanni mengajak masyarakat mengingat fakta tersebut saat akan membuang plastik ke laut. 

"Inilah sebabnya Indonesia berperan sangat berperandalam menghindari pembuangan sampah ke laut. Inilah sebabnya, UNDP bekerja sama dengan KLHK memulai Gradasi. Dimulai dari sekadar ide, lalu sebuah proyek, dan sekarang menjadi gerakan sosial. Ketika sukses, maka akan menjadi gaya hidup," jelasnya. 

Menurutnya, pemerintah, LSM, sektor swasta tak bisa melaksanakannya sendirian. Individu di setiap masyarakatlah yang harus berperan untuk melindungi tanah air kita. 

"Saya berharap tak hanya mengambil dan mengumpulkan plastik, saya pun mendorong kita menghentikan memproduksi plastik dan sampah. Hal itu akan sangat baik," tambah Kanni yang berpengalaman lebih dari 25 tahun di bidang pembangunan berkelanjutan. 

Dia ingin Kabupaten Labuan Bajo bisa menjadi contoh bagi daerah lain, dan saat bersamaan menghasilkan pekerjaan serta pekerjaan turun-temurun berkat kelestarian lingkungan. 

Harapan serupa disampaikan Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura.

"Indonesia saat ini sayangnya menjadi negara dalam polusi sampah plastik terbanyak. Kabar baiknya, pemerintah berupaya keras membalikkan tren ini dengan berkomitmen mengurangi 17 persen serpihan plastik di laut, pada tahun 2025," katanya.

Norimasa berharap pemuka agama yang sangat dekat dengan masyarakat, sungguh melaksanakan komitmennya untuk mengurangi sampah plastik.

"UNDP merasa sangat bangga terlibat dalam kegiatan ini dalam 2-3 tahun terakhir bersama KLHK, berkat dukungan dan donor termasuk dari Pemerintah Norwegia," tutur Norimasa.

Peluncuran Gradasi dihadiri juga oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, dan pimpinan CSR perusahaan swasta. 

Sejumlah rumah ibadah, baik masjid maupun gereja, serta sekolah akan berpartisipasi dalamgerakan ini, dengan menyediakan kotak sedekah dan kolekte, sebagai penampung sampah plastik, kardus, kantong kresek, botol kaca, kaleng, kertas dari masyarakat Labuan Bajo. (MAR)