Kunjungi Puskesmas Labuan Bajo, Direktur Regional UNDP Tinjau Penggunaan SMILE

ANP • Saturday, 15 Oct 2022 - 08:37 WIB

Labuan Bajo - Pandemi Covid-19 telah mendorong percepatan kemajuan sistem kesehatan berbasis teknologi, khususnya terkait distribusi dan ketersediaan vaksin. Hal itu disoroti Asisten Sekjen PBB dan Direktur Regional UNDP untuk Asia Pasifik, Kanni Wignaraja, saat mengunjungi Puskesmas Labuan Bajo di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Jumat (14/10/2022). 

Melalui Sistem Monitoring Logistik Imunisasi berbasis Elektronik (SMILE), yang dikembangkan UNDP bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI, tenaga kesehatan dimudahkan untuk memantau vaksin secara real time. 

"Kami bangga bisa bekerjasama dengan pemerintah memperkenalkan SMILE, namun SMILE hanyalah teknologi atau platform yang bisa berjalan karena peran manusia di dalamnya," kata Kanni. 

Dengan program imunisasi di 12 ribu fasilitas kesehatan seluruh Indonesia, bagi 5 juta ibu hamil dan 5 juta bayi, SMILE turut berperan dengan telah menjangkau lebih banyak orang. "Hal paling kuat dalam teknologi kesehatan ini adalah akhirnya melibatkan banyak orang, yang tak pernah terlihat sebelumnya," tambahnya. 

Seluruh pihak mulai dari pemerintah pusat, daerah, sampai ke tingkat terdekat dengan masyarakat, bisa mengawasi rantai pasok vaksin sehingga transparansi dapat tercapai. Namun pencapaian tersebut tak cukup sampai di situ. 

Di hadapan sejumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Labuan Bajo, yang terletak dekat dengan pelabuhan, Kanni ingin SMILE sungguh berhasil berdampak bagi masyarakat. 

"Sama seperti anda, kami di UNDP melihat, sukses yang sebenarnya adalah dalam beberapa tahun ke depan, ketika kita bekerja bersama memperbaiki kesehatan seluruh masyarakat Indonesia, barulah kita bisa bilang telah berhasil," ujarnya. 

Khusus di Kabupaten Manggarai Barat, Kepala Dinas Kesehatan Manggarai Barat Paulus Mami menyampaikan, SMILE dipakai di seluruh faskes termasuk di pulau terpencil. Dengan suhu terjaga, vaksin dapat terpantau, tercatat, dan menjaga kemanfaatannya bagi sasaran penerima vaksin.

"Saat ini di Labuan Bajo sudah terpasang alat pencatatan suhu jarak jauh yang terkoneksi dengan SMILE menggunakan internet of things, sehingga meski petugas pengelola vaksin tidak berada di Puskesmas, namun bisa memonitor suhu vaksin di handphone-nya," jelas Paulus. 

SMILE merupakan platform yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan dan UNDP yang memuat data real-time seputar rantai dingin distribusi vaksin yang mencakup jumlah, nomor batch, suhu, tanggal kadaluwarsa vaksin yang diterima dari distributor di setiap tingkatan serta lokasi penyimpanannya mulai dari tingkat provinsi hingga Puskesmas.

Pencatatan ini untuk memastikan stock vaksin pusat dan daerah sama, sekaligus sebagai bentuk transparansi terhadap pengelolaan vaksin COVID-19, maupun program imunisasi, sehingga penting bagi petugas yang bertanggung jawab atas logistik vaksin untuk melakukan update penerimaan, serta keluar dan masuknya vaksin di fasilitasnya masing-masing, menggunakan telepon genggam. (MAR)