The Woman King, Cerita Pasukan Khusus Perempuan di Afrika

MUS • Wednesday, 5 Oct 2022 - 16:18 WIB

Genre: Action/Drama
Sutradara: Gina Prince-Bythewood
Pemeran: Viola Davis, Thuso Mbedu, John Boyega
Durasi: 2 jam 14 menit
Distributor: Sony Pictures
Mulai tayang di bioskop Indonesia: 5 Oktober 2022

The Woman King bercerita tentang pasukan khusus perempuan bernama Agojie. Terdiri dari perempuan tangguh dan terlatih secara militer, mereka hidup untuk melayani, membela, dan melindungi kerajaan Dahomey dan rajanya. 

Kerajaan Dahomey adalah salah satu yang terkaya pada tahun 1800-an, dan para pembelanya, Agojie, adalah pejuang yang paling ditakuti di Afrika Barat, di wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Benin modern.

Budaya Dahomey diceritakan sangatlah menghargai perempuan. Mereka mengembangkan struktur sosial yang unik dan sangat progresif pada zamannya. Semua jabatan resmi diseimbangkan oleh pemimpin laki-laki dan perempuan. 

Sistem kesetaraan gender ini mencakup semua posisi kerajaan yang paling penting—mulai dari jenderal militer hingga penasihat keuangan dan pemimpin agama—dan mencapai hingga ke peringkat tertinggi di mana raja akan menganugerahkan gelar Kpojito—atau Raja Wanita—kepada seorang wanita. 

Latar tempat dan cerita yang mengusung keberagaman tersebut, sudah sangat membuat The Woman King berbeda dan lebih 'fresh' dari kisah kerajaan biasa. 

Penonton diajak mengenal Agojie, berbagai budaya yang membentuknya, lewat sudut pandang panglimanya, Jenderal Nanisca yang diperankan pemenang Oscar Viola Davis. 

Sang jenderal yang sangat berani, menerapkan kedisiplinan bagi seluruh prajuritnya, ternyata memiliki latar belakang humanis nan rapuh. Sebagai pemimpin, Jenderal Nanisca merekrut dan melatih generasi selanjutnya, di bawah ancaman musuh yang kian kuat. 

Namun, perjuangannya tak sekadar kekuasaan, kemenangan perang, dan politik kewilayahan. Dia memperjuangkan suatu hal berharga, yang datang dari masa lalunya.

Sebagai peran utama, Viola Davis tampil memukau seperti film-film sebelumnya. Tetapi The Woman King memiliki unsur khusus baginya. “Saya merasa The Woman King adalah cerita penting karena saya melihat diri saya di dalamnya,” kata Viola, yang tetap berlatih bertahun-tahun untuk menjalani perannya ini.

Baginya, persiapan maupun pelatihan untuk peran dan pembentukan karakter prajurit jenderal Nanisca, memfokuskan semua pesan tentang tubuhnya yang telah dia terima selama bertahun-tahun. Viola muda selalu diajarkan untuk memenangkan kontes kecantikan, terlihat bagus dalam bikini, menjadi kurus dan imut, halus, dan cantik, sementara Viola selalu sangat berotot dan cantik, lebih tebal. Viola merasa, sisi feminismenya tak bisa tercipta dalam persepsi tersebut.

“Tiba-tiba, dengan peran ini (di The Woman King, red.), otot-ototku, lenganku, kakiku yang tebal, suaraku yang berat menjadi sempurna. Ketika saya berjalan di lokasi syuting sebagai Nanisca, saya merasa tidak menyesal tentang hal itu. Saya merayakannya secara fisik, dalam segala hal,” ungkap Viola.

Elemen feminisme yang sangat kuat terpancar sepanjang lebih dari 2 jam, membuat The Woman King makin spesial bagi Viola. 

“Saya melihat feminitas saya di dalamnya. Saya melihat kehitaman saya di dalamnya. Saya melihat bagian sejarah yang sangat penting di dalamnya. Saya selalu mengatakan setiap bagian dari sejarah itu penting, bahkan bagian-bagian kecil. Dan saya pikir itu adalah kisah yang membuat dunia haus akan hal itu,” ujarnya. 

Pernyataan itu diperkuat sutradara Gina Prince-Bythewood, yang menyebut film ini memiliki kemampuan untuk membentuk kembali apa artinya menjadi perempuan. 

"Kami belum pernah melihat ini sebelumnya. Saya suka cerita seperti ini yang dapat membingkai ulang apa artinya menjadi perempuan, membingkai ulang feminisme, membingkai ulang kekuatan. Ini adalah wanita sejati yang melakukan sesuatu yang sangat manusiawi, namun mereka bukan pahlawan super. Saya hanya harus menampilkan wanita-wanita ini di layar,” jelas Gina.

Aksi kepahlawanan dan keprajuritan raja wanita dalam "The Woman King", sudah bisa disaksikan secara lebih seru di bioskop. (MAR)