Perbaikan Iklim Investasi Hulu Migas Mendorong Penggunaan Energi Baru Terbrukan (EBT)

FAZ • Wednesday, 5 Oct 2022 - 12:18 WIB

Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil selaku Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) menekankan tiga prinsip pengelolaan energi, antara lain murah, bersih, dan berkelanjutan. Sehingga, upaya mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dapat sejalan dengan penggunaan energi gas yang lebih besar sebagai upaya mengurangi penggunaan minyak. 

“SKK Migas punya tanggung jawab bagaimana agar potensi gas yang besar dapat ditindaklanjuti. Dengan transisi konversi gas bisa dimaksimalkan sebagai negara yang sepenuhnya menerapkan penggunaan EBT," pesan Ridwan Kamil saat menjadi keynote speech pada FGD Media Gathering SKK Migas di Holiday Inn Bandung Pasteur, Kota Bandung, Senin (3/10/2022).

Pengelolaan energi juga menurutnya harus berprinsipkan keadilan sesuai sila kelima Pancasila, yaitu keadilan sepenuhnya bagi rakyat Indonesia, termasuk pembagian keuntungan antara Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah.  Menurutnya, ADPMET terus memperjuangkan Participating Interest (PI) 10 persen sebagai bagian dari upaya memberikan kesejahteraan daerah.

“Khusus di Jabar, kami terus berupaya melobi Pertamina agar sumur-sumur yang sudah ditinggalkan dapat dikelola pemda dengan formula ekonomi terbarukan,”, jelas pria yang akrab disapa Kang Emil.

Namun demikian, menurut Kang Emil hal tersebut memiliki tantangan yang tidak mudah, pemda harus mencari dana besar untuk mengelola sumber - sumber energi terutama minyak dan gas, mengingat anggaran daerah memiliki keterbatasan.

"Tantangan pengelolaan itu cuma satu, masalahnya gak punya duit untuk bertindak sebagai operator.  Investasi migas adalah investasi terbesar yang tidak semua daerah sanggup melakukannya," jelas Ridwan Kamil.

Sementara itu, dalam FGD Media gathering SKK Migas dan KKKS, Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Mohammad Kemal, menjelaskan pemerintah membutuhkan dukungan seluruh stakeholder karena keberhasilan industri hulu migas adalah keberhasilan bersama. Terlebih saat ini investasi energi baru dan terbarukan (EBT) dan Migas semakin bersaing. Upaya memperbaiki iklim investasi hulu migas menurutnya tidak mudah karena harus bersaing dengan negara-negara lain. Terkait isu yang menjadi kendala tersebut, telah dilakukan beberapa hal seperti masukan ke Badan Keahlian DPR terkait RUU Migas. 

“Pemerintah terus melakukan koordinasi lintas instansi untuk mendiskusikan dan mencari apa perbaikan dalam rangka meningkatkan iklim investasi hulu migas. Kita juga sudah menyampaikan usulan percepatan perizinan industri hulu migas menjadi lebih cepat, yaitu 1,02 hari,” jelas Kemal.

SKK Migas terus berupaya meningkatkan agresivitas dan jumlah kegiatan utama hulu migas. Hingga September 2022, kegiatan pengeboran sumur pengembangan, workover dan well service sudah diatas target. Pengeboran sumur sudah mencapai 543 sumur atau 61% dari target dari 890 sumur pengembangan atau sudah mencapai 113% dibandingkan capaian tahun 2021 yang sebesar 480 sumur pengeboran pengembangan. Kegiatan workover sudah mencapai 85% dari target dan well service sudah mencapai 76% dari target.

(ALN)