Bersama Le Minerale, Jateng Gayeng Serukan Lawan Osteoporosis

ANP • Saturday, 17 Sep 2022 - 13:49 WIB

SEMARANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah resmi mencanangkan 'Gerakan Jawa Tengah Melawan Osteoporosis' bersama Persatuan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) di komplek Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jumat, 16 September 2022. Gerakan melawan osteoporosis ini didukung penuh oleh Le Minerale, air mineral dengan mineral essensial yang seimbang untuk tubuh.
Ketua Perwatusi, Anita A. Hutagalung, mengaku bersyukur, sebab, kolaborasi Perwatusi dengan Pemprov Jateng dan pihak swasta untuk menggaungkan kepedulian terhadap osteoporosis atau keroposan pada tulang. “Jateng memiliki komitmen yang kuat melawan osteoporosis,” tegasnya.

Untuk mencegah osteoporosis, Anita mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak dini. "Menjalani gaya hidup sehat, aktif, terpapar sinar matahari, serta memenuhi kebutuhan tubuh akan mineral, termasuk melalui air minum," ujarnya. 

Pihaknya berterima kasih atas dukungan para pihak pada gerakan melawan osteoporosis di Semarang. “Oleh karenanya, kami sangat berterima kasih, Le Minerale telah menjadi bagian dari gerakan melawan osteoporosis. Le Minerale memiliki kandungan mineral esensial yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tulang kita,” katanya. Hendaknya upaya edukasi bersama Perwatusi ini akan memperkuat dalam menjaga kesehatan masyarakat indonesia, khususnya kesehatan tulang, imbuhnya.

Pencanangan dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dengan Ketua Perwatusi Anita A Hutagalung. Jateng. Melawan osteoporosis di Jateng ini merupakan tindak lanjut dari gerakan nasional melawan osteoporosis yang dicanangkan Wakil Presiden RI.
Osteoporosis, kerap dikenal dengan sebutan keropos tulang. Suatu penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh menurunnya kekuatan tulang, sehingga tulang mudah patah.

Mengutip data Kementerian Kesehatan, Ganjar Pranowo menegaskan, meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia, juga berpotensi meningkatnya penyakit degeneratif, termasuk osteoporosis. 

"Dampak osteoporosis bukan hanya pada fisik, namun juga psikis, ekonomi, dan sosial. Penyakit ini tidak bergejala. Kita baru tahu osteoporosis saat terjadi patah tulang dan dapat berakibat fatal. Jateng melawan osteoporosis, hadapi dengan gayeng, ayooo senam osteooo” ujar Ganjar lantang. Ia bersama yang 1000 lebih relawan melawan osteoposis melakukan osteodance dengan dumble air minum kemasan botol Le Minerale.


Menanggapi Ganjar, Anitha mengingatkan. Salah satu pemahaman keliru tentang osteoporosis, menurutnya, adalah anggapan bahwa penyakit ini hanya terjadi kepada orang lanjut usia atau lansia. "Kalau menangani osteoporosis kepada lansia, itu sudah terlambat," ujarnya. Sebab itu, penting mencegah terjadi osteoporosis sejak dini.

Pahami dulu kapan massa tulang puncak terjadi. Massa tulang puncak terjadi pada usia 20 sampai 30 tahun. Kemudian menurun perlahan hingga usia 45 tahun. Untuk perempuan, massa tulang langsung anjlok pada usia 45 karena memasuki masa menopause. Sementara pada laki-laki, massa tulang melandai pelan-pelan seiring bertambahnya usia. (ANP)