Memperkuat Tradisi, Airlangga Hadiri Saparan Apem Yaa Qowiyyu 

AKM • Friday, 16 Sep 2022 - 21:48 WIB

Klaten- Setelah dua tahun digelar secara sederhana akibat kasus pandemi, Saparan Apem Yaa Qowiyyu pada tahun ini kembali dihadiri oleh puluhan ribu masyarakat yang ikut 
memeriahkan kegiatan yang telah diawali sebelumnya dengan Kirab Budaya Gunungan Apem dan Haul Kyahi Ageng Gribig.

Saparan Apem Yaa Qowiyyu sendiri merupakan inovasi strategi dakwah yang dilakukan Kyahi Ageng Gribig dengan membagikan apem kepada masyarakat yang dimulai sejak 403 tahun yang lalu.

“Sudah dua tahun dilaksanakan secara sederhana, Alhamdulillah Covid-19 dapat ditangani dengan baik sehingga kemarin acara ini sudah diawali oleh Haul Kyahi Ageng Gribig,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara puncak Saparan Apem Yaa Qowiyyu serta membagikan apem pertama kepada masyarakat, Jumat (16/9).

Kehadiran Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut tidak hanya sebagai bentuk dukungan dalam upaya melestarikan tradisi dan budaya.

Namun juga sebagai bentuk penghormatan dan upaya merawat peninggalan leluhur, serta Menko Airlangga sendiri masih merupakan keturunan langsung dari Kyahi Ageng Gribig.

Seliam Airlangga, Saparan Apem Yaa Qowiyyu   Kyahi Ageng Gribig  turut dihadiri oleh Anggota DPR RI, Gubernur Jawa Tengah, Bupati Klaten, Wakil Bupati Klaten, serta sejumlah ulama. 

Pembagian apem tersebut menjadi simbol fisik dari andum atau berbagi ampunan kepada sesama manusia yang merupakan ajaran dalam dakwah budaya yang disebarkan oleh Kyai Ageng Gribig.

Tradisi andum pada awalnya mulai dilakukan Kyahi Ageng Gribig guna  memberikan dorongan dan motivasi kepada masyarakat dalam mengamalkan kebajikan berupa sedekah kepada sesama sehingga dapat mendorong terciptanya masyarakat yang damai dan saling peduli.

Hingga kini, budaya sedekah tersebut tetap dijalankan masyarakat dan terlihat melalui pembagian sekitar hampir 5 ton apem yang merupakan hasil sumbangsih masyarakat dari berbagai wilayah untuk memeriahkan kegiatan Saparan Apem Yaa Qowiyyu tersebut. 

Selain menjadi simbol kebajikan dalam mengamalkan sedekah, antusiasme masyarakat dalam memperebutkan pengambilan apem juga memiliki filosofi bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan dan diperlukan usaha yang keras untuk mendapatkannya, sehingga masyarakat diajarkan untuk dapat meningkatkan tekad dan ikhtiar dalam mencapai hal yang diinginkan.

Kegiatan Saparan Apem Yaa Qowiyyu juga telah mampu mendorong bergeraknya kembali perekonomian masyarakat lokal di Jatinom. Hal tersebut diantaranya terlihat dari tingginya lonjakan permintaan apem dan berbagai penganan lokal yang dijajakan, termasuk permintaan dari para wisatawan yang ikut hadir dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.