Pakar Keamanan Siber: Sistem Pengamanan Data di Indonesia Sangat Buruk

FAZ • Saturday, 10 Sep 2022 - 13:15 WIB

Jakarta - Pakar keamanan siber dari Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja menilai sistem pengamanan data di Indonesia masih sangat buruk.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ardi menanggapi serangkaian pembobolan data pribadi masyarakat akhir-akhir ini.

"Artinya sistem pengamanan data Indonesia sangat buruk, kok sampai ada data-data sensitif bisa keluar," ujar Ardi dalam dialog Polemik Trijaya, Sabtu (10/9/2022).

Ardi mengungkapkan peretasan data masyarakat yang tersimpan oleh perusahaan, lembaga, hingga kementerian bukan hal baru di dunia keamanan siber.

Data yang diretas, menurut Ardi, bukan merupakan data baru, karena proses peretasan sata dilakukan dalam waktu yang lama.

"Sebetulnya proses terjadinya peretasan, pengambilan data sebenarnya sudah lama. Dengan ngumpulin data dari berbagai sumber itu bisa dikompilasi. Artinya semua data yang tadi disebutkan bukan data baru," kata Ardi.

Dirinya menjelaskan bahwa hacker atau peretas bekerja secara berjenjang dan penuh kesabaran.

Menurut Ardi, hacker turut melakukan analisa dan kroscek data untuk memastikan keabsahan data.

"Bukan data yang baru diretas, sudah diretas. Karena karakter peretasan tak seketika. Dia selalu bertambah dan berjenjang. Kita bilang Peretas itu manusia paling sabar. Mereka sabar sekali meretas itu, dia lihat celahnya dia masuk, dia kumpulin data, dia analisa, kroscek dengan data yang dia miliki dengan data lain," jelas Ardi.

Seperti diketahui, Indonesia kembali digemparkan kasus kebocoran data. Kali ini, data 1,3 miliar nomor telepon seluler di Indonesia yang diduga bocor dan dijual di sebuah forum online "Breached Forums".