Imbas Kenaikan BBM, Pemprov Jatim Siapkan Bantalan Ekonomi

MUS • Wednesday, 7 Sep 2022 - 09:27 WIB

Surabaya -  Pasca kenaikan harga BBM, salah satu yang menjadi kekhawatiran adalah naiknya harga bahan pangan dan kebutuhan pokok sehingga menyebabkan inflasi daerah. Gubernur Khofifah menyampaikan, pihaknya bersama tim ingin mengecek langsung harga di pasar, utamanya kategori voletile food atau bahan makanan yang rentan terhadap perubahan-perubahan suasana seperti kenaikan BBM. 

Dengan kondisi harga kebutuhan pokok di pasaran yang masih fluktuatif, Gubernur Khofifah mengajak masyarakat khususnya para ibu-ibu yang berhadapan langsung dengan pemenuhan kebutuhan rumah tangga agar bisa lebih pandai dan cermat dalam mengatur keuangan rumah tangga. 

"Jadi saya ingin mengajak semuanya, para ibu-ibu, emak-emak, pokoknya me-manage sebaik mungkin kebutuhannya agar lebih detail," pesan Khofifah. 

"Yang kita prioritaskan adalah bagaimana pemenuhan  kebutuhan prioritas bukan atas dasar keinginan. Keinginan bisa banyak, tetapi kebutuhan harus sesuai dengan prioritas. Semoga Allah mencukupkan," tegasnya. 

Tidak hanya itu, Gubernur Khofifah juga menuturkan bahwa pemerintah provinsi Jawa Timur menyiapkan skema untuk pemberian bantuan sosial ekonomi. Yang rencananya diberikan pada masyarakat terdampak kenaikan harga BBM.

“Insya allah kita akan memberikan bantalan sosial untuk masyarakat yang terdampak kenaikan BBM. Untuk sektor transportasi , pelaku UMKM, nelayan dan juga disabilitas,” tegas Gubernur Khofifah.

“Sekarang sedang kita matangkan, semoga segera final sehingga bisa meringankan  beban masyarakat yang terdampak kenaikan BBM. Sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat agar inflasi di Jatim dapat kita kendalikan,” imbuhnya. 

Berdasarkan data di laman SISKAPERBAPO Disperindag Jatim (per 6/9, pkl 14.00 WIB), tercatat kenaikan harga terjadi pada komoditas cabai, baik itu cabai rawit, cabai merah keriting dan cabai merah biasa. 

Rata-rata kenaikan di seluruh Jawa Timur untuk komoditi cabai Rp 2.000 hingga Rp 3.000 atau setara 3 hingga 5% dari harga awal sebelum terjadi penyesuaian harga BBM. 

Sedangkan komoditi lain seperti telur ayam, beras, minyak goreng dan sayur mayur terpantau stabil di beberapa wilayah.

“Dengan adanya harga yang fluktuatif kami mengajak kepala daerah untuk turut melakukan antisipasi bersama agar inflasi dapat kita kendalikan. Apa yang bisa kita lakukan bersama kita harus maksimalkan agar tidak sampai terjadi inflasi yang tak terkendali,” pungkasnya. (Her)