KODC Dengue Sebagai Kit Deteksi Dini dan Cepat Demam Berdarah Dengue FK UI

MUS • Tuesday, 6 Sep 2022 - 20:35 WIB

Jakarta - Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Gejala klinis yang tidak spesifik pada pasien ketika terinfeksi dengue, menyulitkan klinisi untuk menegakkan diagnosis. Hal ini memicu keterlambatan dalam penatalaksanaan pasien sehingga dapat menyebabkan kematian.

Penatalaksanaan infeksi dengue di awal infeksi, sebelum masuk fase kritis, dapat menurunkan angka kematian. Oleh karena itu diperlukan alat diagnostik yang dapat mendeteksi infeksi dengue di awal infeksi dengan waktu yang singkat, tanpa memerlukan fasilitas laboratorium berteknologi canggih dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.

Virus dengue (DENV) memiliki protein non-struktural (NS) yaitu protein NS-1 yang lestari (conserve) dan disekresikan dalam darah pada awal infeksi ketika menginfeksi manusia. Sehingga deteksi protein NS-1 dapat dijadikan penanda infeksi dengue yang sangat baik.

Peneliti dari Departemen Mikrobiologi FKUI dan IMERI FKUI bersama PT Konimex melakukan pengembangan dan produksi kit yaitu KODC Dengue untuk deteksi protein NS-1 yang dapat memberikan hasil cepat sebagai alat diagnostik dini infeksi dengue.

Kit dengan lisensi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini menggunakan prinsip Lateral Flow Immunochromatographic Assays (LFIAs) untuk mendeteksi antigen dengue yaitu protein NS-1 yang ada didalam darah pasien, baik dalam darah utuh, plasma, maupun serum.

Ada enam keunggulan alat deteksi dengue ini. Pertama, cepat karena hanya memerlukan waktu 15 menit dalam menentukan ada tidaknya infeksi dengue. Kedua, sensitif karena berbasis strain DENV yang beredar di Indonesia. Ketiga, spesifik karena dikembangkan berdasarkan epitope DENV yang tidak cross reaksi dengan virus lain.

Keempat, relatif murah karena produksi dalam negeri, dan juga dapat mendeteksi infeksi DENV dengan berbagai macam tipe spesimen yaitu plasma, serum, dan whole blood. Kelima, dapat disimpan di suhu kamar sehingga tidak memerlukan cool chain dalam pengiriman dan penyimpanan. Keenam, dapat mendeteksi NS-1 dari sampel darah utuh.

Tim peneliti yang terlibat dalam pengembangan KODC Dengue adalah Beti Ernawati Dewi, Mirawati Sudiro, Fithriyah, Evy Suryani, dan Hidayati Desti dari Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM/Infectious Disease and Immunology Cluster IMERI FKUI, Andriansjah, dari Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI-RSCM, dan Leonard Nainggolan, dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM/ Infectious Disease and Immunology Cluster IMERI FKUI.

Dekan FKUI, Prof. Ari Fahrial Syam, dalam sambutannya mengatakan, "Saya ucapkan selamat kepada Dra. Beti Ernawati Dewi, PhD dan tim atas inovasinya yang luar biasa. Penemuan ini berhasil melengkapi rangkaian inovasi dan terobosan peneliti Indonesia, khususnya para peneliti FKUI, di bidang deteksi dini demam berdarah sebelumnya. Indonesia sebagai negara endemis DBD tentu saja sangat terbantu dengan adanya inovasi ini. Diagnosis DBD diharapkan berjalan lebih cepat dan akurat sehingga penanganan optimal dapat segera diberikan. Saya berharap pencapaian ini mampu menarik antusiasme peneliti sekaligus industri dalam negeri untuk terus berkolaborasi dan berinovasi dalam mengembangkan kemandirian bangsa di bidang penyediaan alat kesehatan."

KODC DENGUE berpotensi digunakan oleh seluruh penduduk di daerah tropis yang berisiko terinfeksi dengue. Bentuknya yang praktis dan cara kerjanya yang mudah memungkinkan produk ini dapat diaplikasikan di rumah sakit, klinik, maupun laboratorium yang memiliki fasilitas pengambilan darah dari pasien. Nilai sensitivitas dan spesifisitas KODC Dengue adalah 100% dan 99,08% secara berurutan.

KODC Dengue merupakan kit produksi dalam negeri dapat sehingga dapat menunjang kemandirian bangsa dalam penyediaan alat kesehatan. Selain itu dapat menekan biaya sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia yang berisiko terinfeksi DENV dengan harga yang relatif lebih murah. 

"Produksi kit KODC Dengue dalam skala industri merupakan wujud nyata atas pemanfaatan dan pendayagunaan hasil penelitian perguruan tinggi untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, sehingga dapat menekan angka kematian karena infeksi dengue. Saya sangat apresiasi kepada teman teman peneliti FK UI bersama Konimex yang telah bekerja keras menghasilkan kit diteksi dini ini sehingga dapat membantu masyarakat mengetahui secara cepat dan murah penyakit demam berdarah dengue dan sekaligus meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri," ujar Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia Saleh Husin, yang juga mantan Menteri Perindustrian.